“Biar anak-anak, datang kepadaKu. Itu sabda Yesus, Dia memanggilku...”
O
Kira-kira itulah sepenggal syair lagu yang dinyanyikan anak-anak kelas 6 SDK St Yosep Purwokerto, saat Ekaristi penutupan rekoleksi (5-7 Februari 2024). Tampak raut penuh kebahagian serta semangat yang menggebu-gebu dalam diri mereka, mengingat mereka akan kembali ke rumah masing-masing. Selama kurang lebih 3 hari 2 malam berdinamika bersama mereka, banyak hal yang menjadi bekal bagi kami (Frater dan Bruder) khususnya dalam melayani anak-anak. Keunikan dan karakter yang berbeda dari setiap anak menjadi tantangan tersendiri bagi kami, bagaimana memberikan materi-materi rekoleksi kepada mereka.
Sebagai informasi, anak-anak yang mengikuti rekoleksi kurang lebih sebanyak 36 orang. Rata-rata mereka adalah anak-anak yang aktif dan kritis, sehingga tidak terlalu sulit untuk berdinamika dalam rangkaian kegiatan rekoleksi tersebut.
Kesabaran, kreativitas, serta kerjasama sebagai sebuah tim adalah hal-hal pokok yang menjadi pegangan dalam mendampingi mereka. Dituntut memiliki kesabaran, karena ketika mendampingi anak-anak kelas 6 SD merupakan tantangan tersendiri. Apalagi saat harus memberikan materi kepada mereka. Durasi fokus yang mereka miliki sangat singkat. Anak-anak lebih senang untuk melakukan gerak aktif dan kerap sibuk sendiri. Maka dengan kesabaran, kami pun lebih tenang menghadapi mereka.
Memiliki kreatifitas dalam mendampingi mereka. Hal ini juga merupakan hal yang penting. Karena dalam menyusun rundown acara, kita harus merancang acara itu se-kreatif mungkin. Ini supaya kegiatan rekoleksi tidak membosankan dan anak-anak dapat menangkap materi-materi yang diberikan. “Frater, Bruder, kapan nih outboundnya?”, tanya anak-anak ketika mereka mulai bosan. Ketika mereka sudah mulai bosan dan mengantuk, tugas kita adalah memecah suasana itu dengan kegiatan-kegiatan ice breaking, seperti gerak dan lagu (GL) atau game-game sederhana.
Hal yang tidak kalah penting adalah kerjasama sebagai sebuah tim. Kami yang berjumlah 5 orang dalam sebuah tim memiliki tugas masing-masing. Dan masing-masing pribadi pun perlu memiliki kepekaan dalam menutupi kekurangan dan kelemahan yang ada. Tidak jarang ada kegiatan yang tak terduga, yang menuntut salah satu anggota berhalangan untuk menjalankan tugas utamanya. Sebabnya kami perlu menghilangkan ego, demi suksesnya rekoleksi ini.
Tidak terasa 3 hari 2 malam berlalu, anak-anak kembali kepada keluarga masing-masing. Kenangan dan juga nilai-nilai yang ditanamkan dalam diri, hendaknya menjadi bekal bagi mereka menghadapi ujian akhir sekolah. Senyum dan haru mewarnai perpisahan kami dengan peserta rekoleksi.
Doa kami selalu teriring dalam setiap langkah hidup kalian ya adik-adik. Salam hangat dari kami untuk kalian. Tuhan Yesus memberkati, Bunda Maria melindungi.
Oleh: Br, Fransiskus Dhope, OMI