Selamat datang di kantor Postulasi Jenderal Oblat!
Sejarah Oblat penuh dengan nama-nama orang yang memberikan hidup mereka kepada Kristus dengan menjadi misionaris bagi orang miskin. Kisah heroik dan kemurahan hati mereka tak pernah boleh dilupakan. Ingatan dan kenangan mengenai mereka terus menginspirasi para misionaris OMI masa kini.
Tugas Kantor Postulasi Jenderal adalah mempelajari dan menyajikan kepada Kuria Keuskupan dan Tahta Suci, hal-hal terkait penyebab beatifikasi (pemberian gelar Beato) dan atau kanonisasi (pemberian gelar Santo) bagi para misionaris Oblat yang selama hidupnya telah menunjukkan tanda-tanda konkret kekudusan karena keutamaan-keutamaan kristiani yang dihayatinya secara heroik, atau bagi para Oblat yang meninggal sebagai martir. Postulasi Jenderal ini juga mengurus permohonan gelar kudus bagi orang-orang lain yang telah menghayati panggilan mereka sendiri namun masih terkait dengan Kongregasi OMI.
Pengakuan resmi sebagai orang kudus yang dinyatakan Gereja memang tidak menambah kemuliaan orang-orang kudus yang telah berada di surga tersebut. Sebaliknya, pengakuan itu makin menunjukkan rasa bakti kepada Allah, sumber dari semua kekudusan. Banyaknya orang kudus dalam Gereja menunjukkan kekudusan Gereja itu sendiri. Hal itu memotivasi setiap orang beriman untuk mengikuti teladan kudus mereka, dan melalui perantaraan doa orang-orang kudus tersebut orang beriman memohon kepada Allah, Kebaikan dan Cinta Tertinggi, yang secara penuh dinyatakan dalam pribadi Yesus Kristus.
Dan jika seorang misionaris dinyatakan sebagai Santo, itu juga membantu Gereja dan Kongregasi OMI untuk makin memahami dan menghidupi spiritualitas dan misi Oblat secara lebih baik. Setiap kanonisasi memberikan manfaat bagi hidup iman Gereja lokal dan meneguhkan para Oblat serta kaum religius lainnya. Seringkali, kanonisasi menggambarkan secara positif aspek tertentu dari kharisma Oblat, yakni: semangat berkobar-kobar untuk mewartakan Yesus Kristus dan keberanian untuk memberikan diri sampai ke titik kemartiran; upaya terus-menerus untuk hidup suci sampai ke level heroik; komitmen tinggi untuk memperjuangkan keadilan sosial dan rekonsiliasi; pendirian gereja lokal; pengudusan diri melalui pelayanan penuh kerendahan hati kepada saudara-saudara dan orang miskin; dan lain-lain.
Karena pentingnya hal ini terhadap misi Oblat, kantor Postulasi Jenderal didirikan sejak 1891. Dapat disebut para Postulator Jenderal dari awal: 1. P. Casimir Augier (1891-1894), 2. P. Joseph Lemius (1894-1923), 3. P. Théophile Ortolan (1926-1929), 4. P. Auguste Esteve (1929-1932), 5. P. Ferdinand Thiry (1932-1945), 6. P. Francesco S. Cianculli (1945-1953), 7. P. Giuseppe Morabito (1953-1962), 8. P. Angelo Mitri (1962-1984), 9. P. James FitzPatrick (1987-2000), 10. P. Francis Santucci (2000-2006), 11. P. Joaquín Martínez Vega (2006-2014), 12. P. Thomas Klosterkamp (2014-2020), 13. P. Diego Saez (2020-sekarang)
Sejak Konstitusi Apostolik Divinus Perfectionis Magister dipublikasikan (1983), kemudian disusul revisi Kitab Hukum Kanonik (1983) dan Normae Servandae in Inquisitionibus ad Episcopis Faciendis in Causis Sanctorum (1983) dikeluarkan oleh Kongregasi Kepausan untuk Penyebab Penganugerahan Gelar Santo, tahap awal dari seluruh proses kanonisasi dipercayakan kepada gereja-gereja lokal. Konsekuensinya, Kantor Postulasi Jenderal Oblat Roma juga mengikuti prosedur yang sama untuk memulai suatu penyebab penganugerahan gelar Santo. Ada 10 tahapan dalam Prosedur menuju Kanonisasi.
Saat ini, Kantor Postulasi Jenderal sedang mengerjakan penyebab sebelas (11) Oblat dalam fase Roma. Penyebab Oblat ini sendiri termasuk 37 biografi, 37 hidup misioner yang dihayati, dan 37 teladan kekudusan anggota OMI. Teladan-teladan hidup mereka, meskipun berasal dari zaman dan keadaan yang berbeda, negara dan budaya yang berbeda, karya misioner dan tugas pastoral yang berbeda, telah memberikan pesan yang jelas kepada setiap Oblat di zaman modern ini: Hidup Suci itu mungkin!
Kantor Postulator Jenderal juga bekerja secara ekstensif pada penyebab orang-orang lain yang telah menghidupi panggilan mereka sendiri namun masih terkait dengan Kongregasi OMI. Mereka itu adalah:
Mereka yang masih di tahap prosedur awal atau di tingkat Keuskupan:
Postulasi Jenderal juga menyiapkan daftar nama para Misionaris Oblat yang telah meninggal secara tragis.