OMI YANG MENINGGAL SECARA TRAGIS

Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
(Yoh 12:24)

Mereka yang telah memberikan 
kesaksian Oblat secara luar biasa:

November 16, 2021
 20 Juni 1875
Bro. Alexis Reynard O.M.I. (1828-1875)
dari Perancis, menjadi misionaris di Kanada Utara, ditembak pada 20 Juni 1875 di dekat Rivière-des-Maisons, saat ia sedang melindungi seorang gadis dari serangan Iroquois. Sebagian anggota tubuhnya dikembalikan kepada seorang Indian, sesudah sebagian tubuhnya dimakan oleh penyerangnya.
10 Januari 1831
Pastor Joseph Théodore Martial Capmas O.M.I. (1791-1831)
adalah seorang imam keuskupan Montpellier, yang kemudian masuk Kongregasi Misionaris Oblat Maria Imakulata pada tahun 1828. Pastor Capmas seorang misionaris agung dan pengkhotbah yang terkenal di Prancis. Selain berkhotbah, ia juga melayani rumah sakit “Lazaret” untuk penyakit infleksi di Marseilles. Pada akhir 1830, epidemi kolera yang parah menjangkiti para tentara. Sadar bahwa orang-orang yang sekarat dalam isolasi "Lazaret", Pastor Capmas mengajukan diri untuk pergi ke tempat karantina bersama mereka. Sepenuhnya sadar akan risiko besar, ia menempatkan dirinya pada disposisi sebagai seorang sedang sekarat. Dia menjadi korban epidemi dan meninggal pada tanggal 10 Januari 1831. Pastor Joseph Hippolyte Guibert O.M.I. (1802-1873), Uskup Agung Paris yang kemudian Kardinal, berkata: "Saya menghormatinya sebagai martir kasih yang sejati."

2 April 1885
Pastor Léon Fafard O.M.I. (1850-1885),
orang Kanada yang menjadi misionaris di Kanada Barat. Dia adalah pendiri misi Frog Lake.
Pastor Felix Marchand O.M.I. (1858-1885)
lahir di Perancis, ditugaskan ke Frog Lake pada tahun 1885 untuk belajar Bahasa Cree.
Kedua Oblat terlibat dalam pemberontakan Metis pada Kamis Putih, 2 April 1885. Sekelompok orang Métis bersenjata memerintahkan semua orang untuk meninggalkan misi. Seorang pejabat pemerintah menolak pergi lebih jauh dan akhirnya ditembak. Pastor Fafard yang berbalik untuk membantu pria yang sekarat itu ditembak di leher dan meninggal seketika. Pastor Marchand berlari tepat ke arah Pastor Fafard dan tertembak di dahi. 14 orang tewas dalam pembantaian Danau Katak tersebut. Tempat misi itu dibakar. Terjadi pemberontakan selama dua bulan. Menarik sekali, dua tahun kemudian Oblat mengubah para pemimpin pemberontakan itu menjadi kristen.
2 Maret 1905
Pastor Franz Jäger O.M.I. (1875-1905)
lahir di Jerman dan menjadi misionaris di Afrika Barat Daya, sekarang Namibia di Misi Aminus. Pada tahun 1904, Hottentots berperang melawan Heroros dan melawan Jerman yang telah menjajah negara. Situasi seperti perang di sekitar Aminuis berpengaruh terhadap Misi. Pada salah satu perjalanan pastoralnya yang panjang dengan gerobak lembu, Pastor Jäger terjebak dalam serangan Witbooi-Hottentots. Kejadiannya terjadi di Mokokuan pada tanggal 2 Maret 1905 sore hari. Pastor Jäger mendapati dirinya dikelilingi oleh sekitar 20 Hottentots, yang menodongkan senjata mereka. Pastor Jäger dibunuh dengan lima tembakan di bagian paha atas, tubuh bagian bawah, bahu dan dada. Hottentots membakar kereta misi dan mengambil lembunya. Pada tanggal 5 Maret 1905, tentara Jerman membawa kembali tubuh Pastor Jäger yang telah dicabik-cabik oleh binatang buas ke Misi Aminuis.
30 Oktober 1913
Pastor Guillaume Le Roux O.M.I. (1885-1913)
lahir di Perancis, adalah seorang misionaris bagi orang-orang Inuit di wilayah Barat Laut Kanada.
Pastor Jean-Baptist Rouvière O.M.I. (1881-1913)
lahir di Prancis, ditugaskan ke Barat Laut Kanada pada tahun 1906.
Pada bulan Oktober 1913, kedua Oblat ini dikirim dengan kereta luncur yang ditarik oleh anjing-anjing ke arah utara ke Laut Kutub. Di tengah perjalanan, mereka diserang oleh dua orang Eskimo. Motifnya perampokan. Pastor Le Roux ditikam dari belakang dengan pisau. Pastor Rouvière tertembak kecil di bagian belakang tubuh. Kedua Oblat yang terluka kemudian dibunuh: Pastor Le Roux ditikam sampai mati. Pastor Le Roux dibunuh dengan kapak. Salah satu perampok memotong kepala dan kakinya. Setelah membunuh keduanya, mungkin pada tanggal 30 Oktober 1913, kedua orang Eskimo itu kemudian membelah tubuh kedua Oblat dan memakan beberapa isi perut mereka. Kedua pembunuh itu pada akhirnya diadili, dinyatakan bersalah dan dihukum mati. Tetapi Vikaris Apostolik Mackenzie, Mgr. Gabriel Joseph Élie Breynat O.M.I. (1867-1954) meminta agar hukuman mereka diringankan demi "tindakan saleh dan kasih yang besar".
12 September 1939
Frater Józef Gembiak O.M.I. (1914-1939)
Beliau dari Polandia, masuk Oblat pada tahun 1936 dan belajar di skolastik di Krobia.
Frater Józef Rogosz O.M.I. (1914-1939)
Beliau Frater Józef Rogosz O.M.I. (1914-1939)
Frater Franciszek Munko O.M.I. (1916-1939)
Beliau dari Polandia, masuk Oblat pada tahun 1936 dan belajar di skolastikat di Krobia.
Frater Franciszek Glados O.M.I. (1917-1939)
Beliau dari Polandia, masuk Oblat pada tahun 1936 dan belajar di skolastikat di Krobia.
Empat frater skolastik ini dieksekusi oleh tentara Jerman di Michalów pada tanggal 12 September 1939.
18 Desember 1939
Pastor Marian Wyduba O.M.I. (1909-1939)
Beliau lahir di Polandia, ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1939 dan ditugaskan ke paroki Markowice. Sejak 1 September 1939, pasukan Jerman menginvasi sebagian wilayah Polandia. Ini awal dari Perang Dunia II. Pada tanggal 18 September 1939 terjadi aksi perlawanan di Markowice di mana 15 orang Jerman tewas. Sehubungan dengan ini terjadi serangan di daerah tersebut oleh tentara Jerman. Antara lain Pastor Wyduba ditangkap pada tanggal 5 Oktober 1939 dan dikirim ke kamp penjara Strzelno pada tanggal 9 November 1939. Pada tanggal 18 Desember 1939, tanpa peringatan, Pastor Wyduba dibawa ke beberapa hutan dekat Gniezno dan ditembak. Setelah perang, tubuhnya digali dan dimakamkan kembali.
12 Januari 1940
Frater Henryk Trzaska O.M.I. (1912-1940)
Beliau lahir di Polandia, masuk novisiat OMI tahun 1930. Dia belajar di skolastikat di Krobia dan Obra. Pada tahun 1935, ia merasa sakit mental. Dia dirawat di rumah sakit di Gniezno. Selama pelaksanaan program euthanasia Nazi, di sana ia dibunuh oleh orang Jerman tanggal 12 Januari 1940.
28 Juni 1940
Pastor Jan Finc O.M.I. (1910-1940)
Beliau lahir di Polandia, adalah seorang imam Oblat sejak 1934. Ia dinobatkan sebagai superior dari rumah Oblat Święty Krzyż. Pada tanggal 3 April 1930, Gestapo tiba untuk menyelidiki semua anggota masyarakat. Pastor Finc dan tiga orang lainnya telah dibawa ke kamp penjara di Kielce, dituduh membantu partisan Polandia. Pastor Finc tidak pernah terlihat lagi. Menurut catatan resmi Jerman, ia dikutuk oleh pengadilan perang dan ditembak pada tanggal 28 Juni 1940 di Kielce.
10 September 1940
Novis Jan Szamocki O.M.I. (1919-1940)
Beliau dari Polandia memulai masa novisiatnya pada bulan September 1939. Pada tanggal 4 Mei 1940, ia dibawa ke penjara Szczglin, dan kemudian dipindah ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman), dan kemudian ke kamp Konsentrasi Gusen (Austria). Di sana ia meninggal karena penganiayaan pada tanggal 10 September 1940.
22 Januari 1941
Frater Alfons Manka O.M.I. (1917-1941)
Beliau lahir di Polandia, menyelesaikan masa novisiatnya di Markowice pada tahun 1938. Dia melanjutkan studi imamatnya di skolastik Krobia. Pada tanggal 10 Oktober 1939, ia dijadikan tahanan rumah dan dimasukkan ke dalam kerja paksa. Pada tanggal 4 Juni 1940, bersama dengan para skolastik dan novis lainnya ia dikirim ke kamp konsentrasi di Szczeglin. Dia kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman) dan Gusen (Austria). Dilaporkan bahwa ia meninggal karena kelelahan total di sana, 22 Januari 1941.
7 Juni 1941
Pastor Ludwik Kasalka O.M.I. (1914-1941)
Beliau dari Polandia bergabung dengan Oblat pada tahun 1932 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1938. Dia ditugaskan ke rumah Oblat di Poznan. Dia ditangkap di Zabikowo pada tanggal 27 Januari 1940, dan dikirim ke kamp konsentrasi di Dachau (Jerman). Dia merasa sakit di kamp dan akhirnya, pada tanggal 7 Juni 194, dia meninggal karena kekurangan gizi.
21 Agustus 1941
Pastor Pawel Kulawy O.M.I. (1877-1941)
Beliau berasal dari Polandia, lahir di Lesnica (Polandia) nantinya Leschnitz (Jerman), masuk OMI di Belanda pada tahun 1896. Ia belajar di skolastikat Jerman di Hünfeld dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1902. Kakak laki-lakinya yang sudah tua Jan Wilhelm Kulawy O.M.I. (1972-1941) sudah menjadi imam Oblat. Pastor Pawel Kulawy menghabiskan tahun-tahun pertama imamatnya di Kanada Barat, meninggalkan sana untuk menjadi salah satu anggota pendiri provinsi Oblat di Polandia. Sejak tahun 1938 ia bekerja di Święty Krzyż. Pada bulan April 1940 Jerman meminta rumah Oblat, dan Pastor Kulawy dipenjarakan di kamp konsentrasi Auschwitz. Dia meninggal di sana karena kelelahan pada tanggal 21 Agustus 1941.
10 September 1941
Pastor Jan Wilhelm Kulawy O.M.I. (1872-1941)
Beliau berasal dari Polandia, lahir di Lesnica (Polandia) nantinya Leschnitz (Jerman), masuk OMI di Belanda pada tahun 1892. Dia dikirim untuk studi imamat di Seminari Oblat di Ottawa (Kanada). Ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1898. Mulanya ia ditugaskan ke Vikariat St. Bonifasius di Kanada. Kemudian dia menjadi kapelan untuk para buruh Polandia di Jerman. Seperti adik laki-lakinya, Pastor Pawel Kulawy O.M.I. (1877-1941), ia menjadi salah satu seorang perintis provinsi Oblat yang baru di Polandia. Pada tahun 1921 ia menjadi Superior yuniorat oblat di Krotoszyn. Dari tahun 1924 hingga 1927, ia melakukan perjalanan ke Kanada dan Amerika Serikat untuk mengumpulkan dana bagi provinsi Polandia. Kembali ke Polandia ia melaksanakan misi paroki. Pada tahun 1936 ia dikirim ke Święty Krzyż. Meskipun usianya sudah lanjut, ia ditangkap oleh dinas rahasia Jerman pada tanggal 10 Juli 1941 dan dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz. Dia hanya bertahan dua bulan di sana dan meninggal karena sakit pada tanggal 10 September 1941.
13 November 1941
Pastor Jan Pawolek O.M.I. (1882-1941)
Beliau asal Polandia, lahir di Stary Popielow (Polandia) nanti dikenal sebagai Alt Poppelau (Jerman) gabung OMI di Belanda pada tahun 1901. Dia menjalani studi seminarinya dengan para Oblat Jerman di Hünfeld. Di sana ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1907. Sebagai orang dengan banyak bakat, ia berkhotbah tentang misi di Jerman dan Polandia. Sejak tahun 1922 ia bekerja sebagai misionaris yang ditempatkan di Polandia di Krotoszyn, Katowice dan Poznan. Dia ditangkap untuk pertama kalinya oleh pasukan Jerman pada tanggal 8 Januari 1940. Sesudah itu, ia bekerja di rumah Oblat di Święty Krzyż. Di sana ia ditangkap lagi 16 Juli 1941, dan dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz, dan meninggal di situ 13 November 1941 karena kekurangan gizi.
9 Desember 1941
Frater Mieczyslaw Frala O.M.I. (1920-1941)
Beliau lahir di Polandia, masuk OMI pada tahun 1937. Pada masa studi untuk imamatnya, ia diharuskan kerja paksa di sebuah peternakan Jerman. Pada Bulan Mei 1940 ia dikirim ke kamp konsentrasi di Szczeglin. Kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman) dan Gusen (Austria). Pada tanggal 9 Desember 1941 ia dibunuh dengan gas yang dihasilkan oleh kendaraan yang sedang bergerak.
22 April 1942
Novis Ludwik Janski O.M.I. (1918-1942)
Beliau dari Polandia masih seorang novis OMI di Markowize. Bersama dengan seluruh anggota komunitas, ia menjadi tahanan rumah dan diharuskan bekerja di sebuah peternakan. Pada tanggal 4 Mei 1940 ia dikirim ke kamp konsentrasi di Szczeglin. Dia kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman) dan Gusen (Austria). Dia dipaksa bekerja di sana, dan akhirnya dibunuh dengan suntikan bensin pada tanggal 22 April 1942.
1 Mei 1942
Bruder Tomasz Kozierowski O.M.I. (1906-1942)
Beliau lahir di Polandia, masuk novisiat Oblat pada tahun 1935 saat berusia 30 tahun. Perutusan pertamanya sebagai Bruder Oblat adalah komunitas Krobia. Dia bekerja di sana sebagai jurumasak. Pada pertengahan Juli 1940 ia ditangkap oleh dinas suci Jerman di kampung halamannya Woszolow. Dia dipenjara di Jarocin dan Poznan, dan akhirnya dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz. Dia meninggal di sana pada tanggal 1 Mei 1942 karena kerasnya kehidupan penjara.
2 Juli 1942
Bruder Tomasz Kozierowski O.M.I. (1906-1942)
Beliau lahir di Belleville, Amerika Serikat, masuk OMI pada tahun 1933, ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1939 dan ditugaskan untuk misi OMI di Filipina. Sebagai misionaris, ia melayani di Cebu, Cotabato dan Glan.
Bro. Michael Braun O.M.I. (1914-1942)
Beliau lahir di Jackson, Amerika Serikat, masuk OMI pada tahun 1935 dan dikirim ke Filipina pada tahun 1940. Dia bekerja dengan kaum muda dan menjadi penanggungjawab Aula Mazenod di Cotabato. Pada tahun 1941, karena perang, ia dikirim ke Misi Oblat di Glan.
Pastor Edward C. McMahon O.M.I. (1916-1942)
Beliau lahir di Lowell / Amerika Serikat, masuk OMI pada tahun 1934, ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1938 dan ditugaskan untuk misi OMI di Filipina. Dia melayani sebagai misionaris di Lagao, Marbel dan Glan.
Pertengahan 1942, saat pasukan Jepang hampir mencapai wilayah Glan, para Oblat memutuskan untuk meninggalkan misi. Mereka menerima tawaran seorang pria Angkatan Laut Amerika dan pedagang untuk bergabung dengan mereka di kapal ke Australia dan meninggalkan misi. Mereka ingin pergi, sebelum pasukan Jepang menangkap mereka. Setelah perang selesai, ada laporan bahwa mereka itu telah ditangkap dan dibunuh. Mereka diharus kan menggali kuburan mereka sendiri, sebelum pasukan Jepang memenggal kepala mereka semua, pada tanggal 2 Juli 1943 di pulau Morotay (Indonesia), pukul 19.00 WIB. Semuanya dimakamkan di kuburan umum.
21 Agustus 1942
Novis Karol Spałek O.M.I. (1921-1943)
Beliau dari Polandia, masuk novisiat OMI di Marcowice pada tahun 1939. Dia menjalani tahanan rumah sejak 5 Oktober 1939 dan dikirim ke kamp konsentrasi Szceglin pada 4 Mei 1940. Dia kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman) dan Gusen (Austria). Dia menerima tawaran akan dibebaskan jika ia mau bergabung dengan Angkatan Darat Jerman pada tanggal 15 Oktober 1940. Dia tewas dalam perang di Rososzka, Belarus (dari Rusia) pada tanggal 21 Agustus 1942.
5 Oktober 1942
Pastor Czeslaw Bartosz O.M.I. (1909-1942)
Beliau lahir di Polandia, masuk OMI pada tahun 1929. Dia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1934 dan ditugaskan di paroki. Selama perang, pada tahun 1942, karena kondisi darurat dan kurangnya obat-obatan terjadilah wabah demam tifoid di kota Stara Słupia. Meskipun tahu resikonya, Pastor Bartosz memilih tetap tinggal di kota dan bersikeras mengunjungi orang-orang sakit dan menerimakan sakramen-sakramen kepada umat. Akhirnya ia ketularan sakit dan meninggal pada tanggal 5 Oktober 1943.
27 Oktober 1942
Novis Józef Kubsz O.M.I. (1920-1942)
Beliau dari Polandia bergabung dengan OMI di Marcowice pada tahun 1939. Dia menjalani tahanan rumah sejak 5 Oktober 1939 dan dikirim ke kamp konsentrasi Szceglin pada 4 Mei 1940. Dia kemudian dipindahkan ke kamp konsentrasi Dachau (Jerman) dan Gusen (Austria). Dia menerima tawaran untuk dibebaskan dengan syarat mau bergabung dengan Angkatan Darat Jerman pada tanggal 22 November 1940. Dia tewas dalam perang di dekat El Alamein di Afrika Utara pada tanggal 27 Oktober 1942.
29 Desember 1942
Pastor Franciszek Kocot O.M.I. (1910-1942)
Beliau lahir di Polandia Polandia, masuk OMI pada tahun 1927 dan dikirim untuk studi ke Roma. Pada tahun 1934 ia ditahbiskan menjadi imam di Poznan (Polandia). Dia mengajar filsafat di Skolastikat OMI di Obra dan Krobia. Dia ditangkap pada Oktober 1941 dan dikirim ke kamp konsentrasi Dachau di Jerman. Di sana, pada bulan November 1942, ia dibawa untuk dijadikan kelinci percobaan untuk "eksperimen medis" di kamp konsentrasi Auschwitz. Untuk kepentingan percobaan, luka-luka dan sayatan-sayatan yang dibuat dibiarkan tetap terbuka. Akhirnya ia mengalami penderitaan yang mengerikan, sampai meninggal pada tanggal 29 Desember 1942.
8 April 1943
Pastor Antoni Leszczyk O.M.I. (1908-1943)
Beliau dari Polandia masuk OMI pada tahun 1928 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1934. Dia ditugaskan sebagai kapelan penjara setempat di Święty Krzyż. Ketika perang pecah, dia dikirim sebagai imam asisten ke paroki tetangga. Pada tahun 1943 ia ditangkap atas tuduhan "kegiatan anti-Jerman" dan dideportasi ke kamp konsentrasi Majdanek. Satu-satunya detail yang kita ketahui adalah tanggal kematiannya: 8 April 1943.
6 Juni 1943
Pastor Józef Cal O.M.I. (1911-1943)
Beliau lahir di Polandia, masuk OMI pada tahun 1929 dan dikirim untuk studi ke Roma. Pada tahun 1935 ia ditahbiskan menjadi imam. Dia mengajar teologi di Skolastikat Oblat di Obra. Pada tanggal 27 Januari 1940 ia ditangkap oleh pasukan Jerman dan dikirim ke beberapa penjara, sampai akhirnya ke kamp konsentrasi Dachau dan Gusen. Di Gusen ia bekerja sebagai budak di tambang batu. Pada bulan Desember 1943 ia dipindahkan kembali ke Dachau. Dia meninggal di Dachau setelah terkena TBC pada tanggal 7 Juni 1943.
7 Mei 1944
Bro. Antoni Adamski O.M.I. (1978-1944)
Beliau lahir di Polandia. Ia masuk OMI di Jerman pada tahun 1910 dan menjadi juru masak di rumah Oblat Engelport, St. Nikolauskloster dan Höntrop. Sejak tahun 1920 ia bekerja di beberapa komunitas Oblat di Polandia. Di Lunin tempat ia bertugas sejak 1938, ia dipaksa oleh Angkatan Darat Jerman untuk meninggalkan rumah dan kota pada 7 Mei 1944. Ketika menolak, ia ditembak.
4 Juni 1944
Pastor Francois Bousso O.M.I. (1881-1944)
Beliau lahir di Perancis dan ditugaskan untuk misi Oblat di Kanada Barat Laut. Karena alasan kesehatan ia kembali ke Prancis dan menjadi pastor paroki di Keuskupan Bayeaux. Selama pendudukan Jerman di Prancis sejak 1940, pastoran Pastor Boucco menjadi perlindungan bagi mereka yang menolak kerja paksa. Ini juga menjadi pusat pembersihan pesan di antara partisan Prancis. Bagi Pastor Bousso, kejahatan Nazisme Jerman bukanlah masalah politik dan bukan masalah moral. Dia merasa bahwa dia harus berdiri sebagai seorang imam. Polisi Jerman mengetahui kegiatannya tersebut. Akhirnya ia ditangkap. Tanggal 4 Juni 1944 ia dihukum mati oleh regu tembak di Caen.
24 Juli 1944
Pastor Christian Gilbert O.M.I. (1912-1944)
Beliau adalah seorang Perancis. Setelah studi di Roma ia ditugaskan sebagai profesor teologi moral untuk staf pengajar di Skolastikat Oblat Perancis LaBrosse-Montceaux.
Frater Jean-Marie Cuny O.M.I. (1918-1944)
Beliau dari Perancis masuk OMI pada tahun 1943. Sebelumnya ia pernah menjadi tentara di tentara Perancis. Sejak Februari 1944 ia belajar di Skolastikat Oblat LaBrosse-Montceaux.
Frater Lucien Perrier O.M.I. (1918-1944)
Beliau berasal Prancis, belajar juga di Skolastikat Oblat LaBrosse-Montceaux.
Pastor Albert Piat O.M.I. (1909-1944)
Beliau dari Perancis, adalah profesor Kitab Suci di Seminari LaBrosse-Montceaux.
Bruder Joachim Nio O.M.I. (1898-1944)
Beliau lahir di Perancis, menjabat sebagai porter dan pengurus ruang bawah tanah di Seminari LaBrossedan-Montceaux.
Saat pecah perang, sebagian besar Oblat di Prancis yakin bahwa melawan rezim Nazi adalah suatu keharusan religius karena prinsip-prinsip Nazi anti-Kristen. Keyakinan religius yang kuat ini telah menggerakkan Pastor Piat, frater Cuny, frater Perrier dan beberapa Oblat lainnya di LaBrosse-Montceaux untuk terlibat dalam "La Compagnie Notre-Dame", sebuah gerakan bawah tanah Prancis, yang menghimpun orang-orang dalam perlindungan Bunda Maria untuk melawan neopaganisme Sosialisme Nasional Jerman. Bruder Nio belum terlibat dalam gerakan ini. – Pada pagi hari tanggal 24 Juli 1944 pukul 5.30 pasukan polisi rahasia Jerman (Gestapo) datang ke seminari LaBrosse-Montceaux. Kegiatan Pastor Gilbert di "La Compagnie Notre-Dame" telah dikhianati oleh salah satu partisan. Bersama dengan frater Cuny, frater Perrier, Pastor Piat dan Bruder Nio dibawa ke ruang bawah tanah. Kelima Oblat ini dipukuli dan disiksa dengan kejam. Cuny, Perrier dan Piat terus-menerus dicelupkan ke dalam bak air sampai mereka hampir tenggelam. Pastor Piat dan Bruder Nio dibakar dengan batang logam sampai mereka hampir tidak bisa berjalan. Mereka kemudian dibawa keluar di hadapan semua anggota komunitas seminari dan ditembak satu demi satu karena mereka menolak untuk menjawab pertanyaan dari Gestapo tentang senjata yang disembunyikan.
11 November 1944
Pastor Friedrich Lorenz O.M.I. (1897-1944)
Beliau lahir di Hildesheim, Jerman, menjadi novis OMI pada bulan Agustus 1916. Sebulan kemudian ia wajib militer ke tentara Jerman, bertempur di front barat dan terluka dua kali. Ia masuk OMI lagi pada tahun 1919 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1924. Selama sepuluh tahun ia adalah bagian dari para pengkhotbah misi Oblat di Jerman. Pada tahun 1934 ia dipindahkan ke paroki Stettin di Timur Laut Jerman, sekarang Polandia. Perang Dunia II membuat Pastor Lorenz kembali menjadi tentara, tetapi sebagai kapelan. Pada tahun 1940 ia diberhentikan dari tentara, sebagaimana semua imam yang berpangkat perwira. Sekembalinya ke Stettin ia menyadari dirinya telah terlibat dalam suatu kelompok yang semakin sadar dan kritis terhadap ketidakadilan, kejahatan dan kekejaman rezim Nazi yang semakin besar. Pada bulan Februari 1943, Pastor Lorenz bersama dengan 40 orang lainnya, ditangkap. Dia tanpa henti diinterogasi dan dipukuli. Pada bulan Desember 1943 ia dipindahkan ke penjara Halle dan proses terhadapnya dimulai. Dia dituduh tidak memiliki patriotisme dan merusak semangat juang tentara Jerman. Bersama dengan dua imam lainnya, Pastor Herbert Simoleit (1908-1944), seorang imam keuskupan dari Berlin dan Mgr. Carl Lampert (1894-1944), Vikaris Jenderal Innsbruck, Pastor Lorenz dihukum mati pada 28 Juli 1944. Salah satu pengacara mengatakan: "Ini bukan kasus kejahatan. Satu-satunya tragedi mereka adalah bahwa mereka adalah imam Katolik." Ketiga imam itu meninggal karena dipenggal kepalanya dengan guillotine di penjara Halle pada 13 November 1944. Salah satunya, Mgr. Lampert, dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI. Tanggal 13 Desember 2011.
24 Oktober 1956
Pastor Joseph Buliard O.M.I. (1914-1956)
Beliau dari Perancis masuk OMI pada tahun 1934. Setelah ditahbiskan imam pada tahun 1938, ia ditugaskan ke wilayah misi Kanada di Teluk Hudson. Di sana ia bertugas dalam misi Oblat di Repulse Bay, Black River, Baker Lake dan Garry Lake. Sebagai misionaris ia sering bepergian dengan anjing, kadang-kadang selama berminggu-minggu, untuk mengunjungi kamp-kamp suku Inuit yang baru bertobat menjadi umat Katolik Roma. Dia tinggal di tenda dan Igloo. Pada musim dingin 1939, suhu -35 ° C, ia harus menghadapi dinginnya es yang sangat membekukan tangannya. Sejak awal Pastor Buliard tahu kesulitan dan bahaya bepergian di Arktik. Pada tanggal 24 Oktober 1956, Pastor Buliard mengambil keputusan untuk meninggalkan tempat misinya untuk beberapa jam saja. Dia memasang enam anjingnya untuk menarik kereta luncur guna mengangkat jaring ikan yang ia pasang. Tak lama setelah dia brangkat badai salju mulai. Angin naik dan salju menutupi pandangannya. Sejak itu Pastor Buliard tidak pernah terlihat lagi. Kepergiannya tetap misterius. Sampai tahun 1978, rumor dan teori yang berbeda muncul bahwa Pastor Buliard telah dibunuh. Tapi kemungkinan besar, hari itu pada bulan Oktober 1956, karena cuaca, anjing-anjingnya itu langsung maju, tidak mengambil jalan putar untuk menghindari arus bawah yang membekunya sangat lambat. Tampaknya Pastor Buliard tenggelam bersama anjing-anjingnya yang meluncur.
24 Juli 1944
Di Kongo (nantinya Zaire) pada tahun 1963 sekelompok pemberontak muda yang dipimpin oleh Muhele, diorganisir untuk menggulingkan pemerintah. Gerakan sabotase dan gangguan meningkat di negara ini. Gereja Katolik berada dalam bahaya dan menjadi target khusus bagi beberapa kelompok yang dipengaruhi oleh prinsip-prinsip komunis. Pada awal Januari 1964 terjadi peningkatan serangan terhadap misi.

Pada tanggal 22 Januari 1964, tragedi melanda misi Oblat di Kilembe. Sekitar pukul 11.00 malam lebih dari 50 pemberontak bersenjata menyerang tempat tersebut. Sebuah "bom molotov" dilemparkan ke kediaman para imam. Rumah itu terbakar dan semua oblat dibunuh.
Pastor Gèrard Defever O.M.I. (1920-1964)
Beliau dari Belgia adalah Superior dari misi tersebut. Mayatnya ditemukan di tumpukan belakang rumah. Kepalanya dibacok dalam, lengan dan kakinya dipenggal, satu kaki hancur, wajah dan rahangnya hancur.
Pastor Nicolas Hardy O.M.I. (1919-1964)
Beliau dari Belgia mengajar di sekolah misi. Tubuhnya ditemukan ditutupi jas hujan. Satu tangan dipotong, kakinya ditusuk.
Pastor Pierre Louis Laebens O.M.I. (1920-1964)
Beliau dari Belgia, ditempatkan di Idofa (Kongo) dan baru saja mengunjungi misi Kilembe. Tubuhnya dimutilasi secara mengerikan. Kepalanya dihancurkan dengan kapak. Penuh luka tusukan, dan lengan kanannya dipenggal, sebagaimana tempat misinya.
1 Juli 1966
Pastor Almanzar Ménard O.M.I. (1906-1966)
Oblat kelahiran Kanada, masuk novisiat OMI pada tahun 1929 dan ditahbiskan menjadi imam di Ottawa pada tahun 1934. Dia ditugaskan ke misi Lesotho dan tiba di sana pada akhir 1935. Seluruh hidupnya diberikan kepada orang-orang Basuto. Selama 31 tahun sebagai misionaris, ia melayani tujuh misi Oblat yang berbeda. Pada pagi hari Jumat, 1 Juli 1966, Pastor Ménard tidak datang untuk merayakan misa untuk Suster Keluarga Kudus di Tsoeneng. Salah satu suster pergi ke pastoran St Petrus Claver. Dia menemukan Pastor Ménard tergeletak mati di tengah genangan darah di sekitar rumah. Ada 20 luka tusukan besar dan cambukan di punggungnya, tengkoraknya hancur di tiga tempat. Dicurigai motif pembunuhannya untuk ritual. Menurut kebiasaan setempat, ketika seseorang merasa kurang berkuasa, dia akan membunuh seseorang yang dia anggap sebagai orang yang layak. Bagian tubuh dari orang yang dibunuh, misalnya darah atau bagian daging, akan diambil dan dimakan. Hal ini dipercayai sebagai cara untuk menyerap semangat atau energi dari orang yang dibunuh. Ketika tubuh Pastor Menard diperiksa, ditemukan bukti yang jelas bahwa sejumlah besar darah telah disedot dari tubuhnya. Enam orang ditangkap dan dinyatakan bersalah atas pembunuhan Pastor Ménard. Namun motif pembunuhan tidak pernah dinyatakan.
25 Mei 1971
Pastor Renaud Bouffard O.M.I. (1931-1971)
Beliau lahir di Augusta (USA), ia masuk Kongregasi OMI tahun 1955. Dia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1961, dan dikirim ke Haiti dua tahun kemudian. Pada tahun 1968 ia diangkat sebagai pastor paroki St Anne di Chardonnières, Keuskupan Les Cayes. Pastor Bouffard sedang dalam perjalanan untuk membangun sistem air minum. Suatu hari Minggu, 23 Mei 1971 selama homili ia mengumumkan kepada umat paroki bahwa dana untuk proyek tersebut telah diberikan. Tiga orang dari parokinya berpikir bahwa Pastor Bouffard memiliki uang tersebut di pastoran. Pastor Bufford sadar pada malam hari, bahwa seseorang telah berusaha masuk kamarnya. Tapi para pencuri tidak berhasil malam itu. Malam berikutnya para suster religius dari Misi mendengar suara-suara aneh. Seseorang telah mencoba masuk ke ruangan di sebelah kantor Pastor Bouffard. Malam berikutnya tanggal 25 Mei 1971, dua pencuri memasuki kamar tidur Pastor Bouffard di lantai pertama dengan membuka jendela. Orang ketiga memegang tangga. Salah satu dari mereka membunuh Pastor Bouffard di tempat tidurnya dengan parang. Mereka hanya menemukan sedikit uang saku dari Pastor Bouffard.
3 November 1971
Pastor Nelson Javellana O.M.I. (1941-1971)
Beliau lahir di Filipina masuk Yuniorat OMI di Quenzo City pada tahun 1957, kemudian masuk novisiat dan ditahbiskan menjadi imam 11 April 1971. Dia memulai pelayanannya di Esperanza, Keuskupan Agung Cotabato. Pada saat itu terjadi masalah yang terus-menerus antara kelompok-kelompok Muslim dan Kristen di daerah itu. Pemilihan Kepala Pemerintah Daerah sudah dijadualkan namun dirasakan kekhawatiran kuat akan terjadinya penyimpangan dalam proses pemilihan berdasarkan pengalaman masa lalu. Sekelompok pemimpin kristiani Esperanza, termasuk Pastor Javellana prihatin dengan adilnya pemilihan. Mereka menyiapkan suatu petisi kepada ketua Komisi Pemilihan Umum agar menetapkan prosedur baru untuk memastikan hasil yang adil. Pastor Javellana berangkat pada tanggal 3 November 1971, dengan bus bermuatan 12 orang untuk bertemu dengan pejabat pemerintah di bandara. Ketua KPU tiba dengan pesawat pukul 17.00, dan kelompok itu mengajukan petisi mereka. Sesudah itu mereka kembali ke Esperanza. Namun dalam perjalanan pulang tersebut bus mereka diserang oleh sekelompok bersenjata tak dikenal. Mereka diberondong dengan tembakan otomatis berat. Banyak yang tewas seketika termasuk Pastor Jevellana. Sisa dua belas orang yang kemudian diserang dan dipenggal sampai mati. Pihak berwenang setempat tidak pernah mengidentifikasi pembunuhan itu. Usia imamat Pastor Jevellana tidak sampai tujuh bulan.
26 April 1972
Pastor Rene Copet O.M.I. (1920-1972)
Beliau meninggal karena berusaha menyelamatkan seorang ibu dan anaknya yang hanyut dibawa ombak. Pada tanggal 26 April 1972, di Pulau Padre Selatan, Texas, di Teluk Meksiko seorang wanita berjalan-jalan dengan anak kecilnya di dermaga. Tiba-tiba dia dan anak itu disapu oleh gelombang yang kuat. Pastor Copet menyaksikan insiden itu dan melompat ke dalam air untuk menyelamatkan mereka. Ketiganya tewas dalam banjir.
26 Mei 1974
Pastor Jean Franche O.M.I. (1907-1974)
Beliau seorang dari Paris Prancis, masuk OMI pada tahun 1927 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1934. Dia mendapat tugas pertamanya di Kanada Utara dan bertugas dalam beberapa misi Oblat yang berbeda: Coppermine, Tuk, Inuvik. Pada tanggal 24 Mei 1974, di Grand Hostel College of Inuvik, keuskupan Mackenzie-Forth-Smith, ia ditembak oleh seorang anak laki-laki pribumi. Pemuda itu sedang mabuk dan telah mencuri pistol. Tidak ada motif pembunuhan itu.
23 Desember 1976
Pastor Raynald Beauregard O.M.I. (1931-1976)
Beliau lahir di Provinsi Quebec, Kanada. Ia masuk OMI pada tahun 1959 dan ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1965. Dia ditugaskan ke Provinsi Lesotho. Di sana ia bekerja sebagai misionaris di pegunungan di St. Leonard dan St. Fransiskus. Sejak tahun 1970 ia ditempatkan di St Martin's R.C. Mission. Pada tanggal 22 Desember 1976, pukul 21.00 Pastor Beauregard mendengar ketukan di pintu luar. Berpikir orang-orang di luar terlambat, dia membuka pintu dan tiga pria masuk. Seorang pria menodongkan pistol dan dua lainnya mengacungkan pisau. Mereka meminta uang, menjatuhkan Pastor Beauregard, mengikat tangan dan kakinya. Kemudian mereka mulai memukuli, terus menusuk dan baru menghentikan tusukan-tusukannya saat yakin bahwa ia pasti akan mati. Meninggalkan Pastor Beauregard tergeletak di lantai, mereka menggeledah kantor dan kamar tidur sampai mereka menemukan sedikit uang. Mereka berangkat setelah tengah malam. Para suster Keluarga Kudus menemukan korban yang terluka dan segera membawa Pastor Beauregard ke rumah sakit di Roma (Lesotho). Butuh waktu sekitar 20 jam untuk tiba di sana. Tak lama setelah kedatangannya di rumah sakit, Pastor Beauregard meninggal. Sebelum dia meninggal, dia mengatakan bahwa dia memaafkan mereka, umat parokinya sendiri, yang telah menyerang dan membunuhnya. Sampai hari ini tidak jelas apakah motif pembunuhan itu perampokan. Nyatanya, beberapa umatnya yang baru bertobat dan menjadi umat parokinya, namun belum sungguh memahami hidup baru yang diberikan oleh Kristus, mereka itulah yang membunuh Pastor Beauregard. Mereka mengagumi kekuatan fisiknya yang besar dan berpikir mereka akan menyerap daya energinya jika mereka membunuhnya.
10 November 1987
Pastor Michael Rodrigo O.M.I. (1922-1971)
Oblat Sri Lanka, masuk OMI pada tahun 1947. Ia ditahbiskan menjadi imam di Roviano, Italia setelah tujuh tahun belajar di Roma. Dia mengajar di Seminari Nasional Kandy, Sri Lanka. Pada tahun 1959 ia kembali ke Roma untuk meraih gelar doktor di bidang Filsafat. Pada tahun 1973 ia pergi ke Paris untuk mendapatkan gelar doktor di bidang Teologi. Pada tahun 1975 dikirim ke Keuskupan Badulla, Sri Lanka. Minatnya yang besar terhadap buddhisme dan ketertarikannya pada budaya nasional membawanya, pada tahun 1980, untuk mendirikan Suba Seth Gedara, sebuah Persekutuan dan Pusat Dialog Kristen-Buddhis di Buttala. Bersama dengan biksu Buddha dan kaum awam ia bekerja untuk memperbaiki situasi para petani, membangkitkan kesadaran orang miskin mengenai nilai mereka dan kemungkinan pertumbuhan. Pastor Michael Rodrigo berbagi pengalamannya tentang "dialog agama tingkat desa" di banyak konferensi internasional di Seoul, Bangkok, Ottawa dan San Francisco. Ia sangat dihargai oleh komunitas petani Buttala, karyanya tidak diragukan lagi memicu permusuhan dengan yang lain. Dia telah diancam beberapa kali, sampai akhirnya dibunuh saat merayakan misa malam di kapel kecilnya pada tanggal 10 November 1987. Dari jendela di belakang altar, seorang pria bersenjata tak dikenal menembaknya mati pada jarak dekat.
Bibliografi: https://www.omiworld.org/wp-content/uploads/Bibliography-on-Fr.-Michael-Rodrigo.pdf
3 September 1991
Mgr. Yves Plumey O.M.I. (1913-1991)
Beliau kelahiran Perancis, bergabung dengan Kongregasi OMI pada tahun 1930. Setelah Perang Dunia II ia dikirim sebagai misionaris ke Cameroun-Chad. Tahun 1953 ia diangkat sebagai Uskup Garoua (Cameroun). Pada tahun 1982 keuskupannya dibagi menjadi lima keuskupan baru. Monseigneur Plumey menjadi Uskup Agung Garoua. Dia pensiun pada tahun 1984 dan menjadi pastor di paroki N'Gaoundéré. Pada tanggal 3 September 1991, tepat di dalam pintu pastoran, tubuh Mgr Plumey ditemukan dalam kondisi terikat dan dipukul. Hasil otopsi menunjukkan bahwa ia mengalami serangan jantung saat berjuang untuk membebaskan dirinya dari ikatan tali. Melihat bahwa tidak banyak barang yang bergeser di pastoran tampaknya motif serangan itu bukan perampokan.

4 Februari 1997
Mgr. Benjamín de Jesús O.M.I. (1940-1992)
Vikaris Apostolik Jolo. Ia lahir pada tanggal 25 Juli 1940 di Filipina. Ia masuk Kongregasi OMI pada tahun 1960. Pada tanggal 29 Desember 1967 ia ditahbiskan menjadi imam. 6 Januari 1992 ia ditahbiskan menjadi Uskup oleh Paus Yohanes Paulus II di Roma. Antara tahun 1972 dan 1976, Jolo merupakan ajang perang Separatis Muslim antara militan muslim Abbusayyaf dan pemerintah Filipina. Kaum radikal mengaku berjuang untuk negara Islam yang merdeka. Banyak konflik politik dan antaragama di situ. Gereja Katolik sangat terlibat. Oleh karena itu Uskup baru Benjamín de Jesús harus berurusan dengan pejabat tinggi pemerintah provinsi/kabupaten dan para pejabat militer. Di Sulu, misi Tawi-Tawi, Uskup Ben biasanya naik perahu untuk mengunjungi pulau-pulau yang berbeda untuk mengelola sakramen atau mengunjungi sekolah. Dia sering bepergian di vikariatnya. Uskup Ben selalu berkhotbah dengan tema yang sama: harmoni, pengertian, persaudaraan, damai dan kasih. Kebijaksanaannya tidak terletak pada kata-katanya tetapi dalam tindakannya, dalam kesederhanaan dan kelembutannya. Dia biasa bergaul dengan laki-laki dan perempuan di jalan-jalan. Dia menyentuh hidup banyak orang di Jolo dengan gestur sederhana kebaikan yang secara konsisten dia tunjukkan kepada orang-orang sampai kematiannya. Uskup ditembak mati oleh ekstremist muslim Abbusayyaf bersenjata yang masih belum teridentifikasi di depan katedral pada 4 Februari 1997 sekitar pukul 9:45 pagi.
28 Desember 2000
Pastor Benjamín Inocencio O.M.I. (1958-2000)
Beliau lahir pada tahun 1958. Ia masuk Kongregasi Oblat Maria Imakulata pada tahun 1986 dan ditahbiskan menjadi imam di Grace Park, Caloocan City, Metro Manila pada tanggal 25 April 1992. Dia pertama kali ditugaskan ke Timanan pada Juni 1992. Tiga bulan kemudian ia ditugaskan ke Cagayan de Mapun di Tawi-Tawi, tempat ia menjadi pastor pembantu di Paroki Paroki Mapun, dan sekaligus sebagai Direktur Sekolah Notre Dame di Mapun. Lebih dari delapan tahun ia melayani dengan rendah hati dan setia kepada orang-orang di pulau itu. Pada bulan Juni 2000, ia ditugaskan sebagai konselor Vikariat Apostolik Jolo. Pada saat yang sama, ia menjabat sebagai kapelan di SMA Notre Dame Jolo. Di samping Katedral Jolo, Pastor Inocencio ditembak kepalanya pada hari raya kanak-kanak martir, 28 Desember 2000. Pembunuhnya adalah seorang ekstremis muslim Abbusayyaf.
17 Mei 2001
Pastor Henryk Dejneka O.M.I. (1950-2001)
Beliau lahir di Polandia, menjadi misionaris di Kamerun. Dia ditembak di depan pastoran misi Karna di Ngaoundérè (Kamerun) pada 17 Mei 2001. Dugaannya, dia dibunuh karena membaptis seorang bayi dari keluarga Muslim.
17 Maret 2004
Pastor Robert Schwenker O.M.I. (1936-2004)
Beliau lahir di AS, masuk OMI pada tahun 1963. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1969. Dia bekerja di AS dalam pelayanan paroki dan sekaligus direktur panggilan. Ia dikirim sebagai misionaris ke Puerto Rico (1981-1982), ke Haiti (1983-1988), ke Republik Dominika (1988-1990) dan ke Meksiko (1990-1992). Pada tahun 1993 ia tiba sebagai misionaris di Kolombia. Sejak tahun 2000 ia bekerja di kota Bogota. Pagi hari tanggal 16 Maret 2004 ia jogging, yang menjadi rutinitas sehari-harinya, di salah satu lingkungan miskin bogotá, di mana ia tinggal. Dia ditemukan tak sadarkan diri di sisi jalan kotor pegunungan di daerah di mana tidak ada penduduk. Pada pukul 8 pagi, dia dirawat di sebuah klinik. Dia telah menderita beberapa pukulan parah di bagian belakang kepalanya. Pastor Schwenker akhirnya meninggal pada hari berikutnya, 17 Maret 2004. Pembunuhnya tak pernah ditemukan.
2 Januari 2006
Pastor Louis Jolicoeur O.M.I. (1938-2006)
Beliau kelahiran Kanada, masuk OMI pada tahun 1957. Setelah belajar di Roma, ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1966. Dia melayani sebagai misionaris di Bolivia selama lebih dari 40 tahun, termasuk: karya paroki, formasi pranovisiat, dosen Universitas, dan bendahara kemudian Provinsial OMI Bolivia. Pada tahun 1999 ia diangkat sebagai Ketua Institut Teologi. Pastor Jolicour ditemukan dibunuh pada tanggal 2 Januari 2006 di kamar pribadinya. Kematiannya tetap misterius.


29 Juli 2007
Pastor Ricardo Junius O.M.I. (1930-2007)
Beliau lahir di Amerika Serikat, masuk OMI pada tahun 1949. Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 1956. Sejak tahun 1970 ia menjadi misionaris di Meksiko. Dia dibunuh pada 29 Juli 2007. Dia ditemukan terikat di tempat tidurnya dan dicekik sampai mati. Alasan pembunuhan itu juga masih misterius.
6 Oktober 2007
Pastor Allard Msheyene 'Mako O.M.I. (1965-2007)
Beliau lahir di Lesotho dan bergabung dengan OMI Afrika Selatan pada tahun 1984. Masa studi skolastikatnya di Cedara dan Roma (Italia). Ia ditahbiskan menjadi imam pada tahun 2003. Kembali ke Afrika Selatan ia ditugaskan ke novisiat OMI Misgund. Dia meninggal di Nelspruit pada tanggal 6 Oktober 2007, karena luka tembak aksi bajak kendaraan di hari sebelumnya.

15 Januari 2008
Pastor Jesus Reynaldo A. Roda O.M.I. (1954-2008)
Beliau lahir tanggal 5 Februari 1954 di Cotabato City, Filipina. Dia masuk Yuniorat OMI pada tahun 1970 setelah lulus dari SMA Notre Dame Cotabato, mengucapkan kaul kekal sebagai OMI pada tahun 1979, dan ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 10 Mei 1980. Setelah ditahbiskan, ia ditugaskan untuk karya paroki. Pada tahun 1988 ia diangkat sebagai konselor Keuskupan Kidapawan. Dia dikirim ke Thailand pada tahun 1992 dan menjadi Rektor Yuniorat OMI di Bangkok. Dia kembali ke Filipina pada tahun 1997 dan ditugaskan ke misi Batu-Batu di Tawi-Tawi. Sejak tahun 1998, Rey menjabat sebagai Direktur SMA Notre Dame Tabawan dan superior Misi Oblat di sana di bawah Vikariat Apostolik Jolo. Di sana ia telah melayani rakyat Tabawan dan pulau-pulau sekitarnya di bidang pendidikan, infra-struktur dan proyek-proyek pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan. Masyarakat di sana lebih dari 99% Muslim. Orang Kristen kurang dari 1% dan tidak semua Katolik. Saat itu sekitar pukul 8:30 pada malam hari tanggal 15 Januari 2008 di pulau terpencil Tabawan, Ubian Selatan, Tawi-Tawi, Filipina. Ketika para pembunuhnya tiba di rumahnya, Pastor Rey sedang berdoa di kapel. Mereka mencari untuk menculiknya. Dia menolak untuk pergi bersama mereka. Mereka kalap dan secara brutal membunuhnya. Tubuh Pastor Rey ditemukan tepat di luar sekolah, ditinggalkan di jalan dekat garis pantai dari tempat para pembunuh melaju dengan perahu bermotor. Di tubuhnya ada beberapa luka akibat tembakan, tusukan dan sayatan di kepala, wajah, leher, perut dan di punggung. Pastor Rey adalah Oblat korban ketiga oleh ekstremist muslim Abbusayyaf di Jolo.
18 Mei 2009
Pastor Lawrence Rosebaugh O.M.I. (1935-2009)
Beliau lahir di Amerika Serikat. Dia bekerja sebagai pekerja sosial di New York dan sebagai misionaris di Brasil dan Guatemala. Di Brasil ia tinggal di tengah orang miskin Recife dan membantu anak-anak jalanan dengan mendirikan dapur umum informal. Pada tahun 1977 ia menjadi berita utama internasional saat ia dipenjara karena orang-orang miskin dikeluarkan dari daerah itu sebelum kunjungan Presiden Carter. Di penjara ia telah ditelanjangi dan dipukuli dan ditahan selama empat hari. Dengan intervensi pejabat AS, dia keluar dari penjara setelah empat hari. Saat dia melayani para tunawisma, sebagian besar waktunya ia gunakan untuk tinggal bersama mereka di jalanan. Apa yang dia lakukan dan siapa dia, sama. Dia adalah seorang yang pendiam dan lembut, tetapi kesaksiannya efektif. “Berbahagialah orang miskin”, sabda Kristus, dan Pastor Larry Rosebaugh mengimani itu. Pada tahun 1999 ia datang ke Guatemala-City. Di sana ia merawat korban AIDS dan membantu orang-orang jalanan. Pada tanggal 18 Mei 2009 ia ditembak beberapa kali oleh orang-orang bertopeng bersenjata yang menghentikan mobil ia tumpangi bersama empat Oblat lainnya. Seorang Oblat lainnya terluka. Para perampok mencuri $125 AS dan sebuah ponsel.
heartchevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram