BLOG

&

POST

Skolastikat

August 1, 2018

"Tahun-tahun skolastikat bertujuan memberi Oblat yang ingin menjadi imam pendidikan intelektual dan persiapan umum yang diperlukan. Studi-studi mereka didasarkan pada pendidikan yang kokoh dalam bidang filsafat dan teologi. Para skolastik akan mengembangkan keahlian-keahlian mereka untuk mewartakan Sabda Allah secara efektif. Di mana pun para skolastik itu menjalankan studinya, sangatlah penting bahwa mereka hidup dalam komunitas Oblat dan mengembangkan semangat misioner. Mereka hendaknya juga dibimbing untuk menghargai kurnia imamat, karena melalui imamatlah mereka mengambil bagian secara istimewa dalam pelayanan Kristus sendiri sebagai imam, gembala, dan nabi." (Konstitusi OMI # 66)

VISI SKOLASTIKAT OMI INDONESIA

Skolastikat OMI Indonesia adalah Komunitas Formasi Pertama yang dalam bimbingan Roh Kudus menumbuh-kembangkan Panggilan Hidup Religius Misionasris menuju Kematangan Pribadi untuk Mewartakan Kabar Keselamatan dengan Menghidupi Semangat Inklusif, Interkultural, Dialogis, Komprehensif, Promotif terhadap Panggilan dan Ekologis, Seturut Kharisma St. Eugeneus de Mazenod dan Teladan Sta. Maria Imakulata.

(Wisma de Mazenod, 27 Agustus 2018)

MISI SKOLASTIKAT OMI INDONESIA

Setiap anggota komunitas Skolastikat OMI Indonesia berkomitmen untuk:

  1. Mengembangkan panggilan dan membekali diri dengan 5 pilar formasi yaitu aspek kepribadian, aspek spiritual, aspek intelektual, aspek pastoral dan aspek komunitas.
  2. Meningkatkan aksi panggilan yang kreatif dan inovatif dengan melibatkan kaum awam khususnya kaum muda.
  3. Mengembangkan keterbukaan terhadap sumbangsih disiplin-disiplin ilmu yang lain dalam meningkatkan ketrampilan berpastoral.
  4. Menumbuh-kembangkan dialog dan kerjasama lintas suku, agama, ras, dan budaya dalam konteks hidup bermasyarakat.
  5. Meningkatkan ketrampilan hidup ekologis yang berkelanjutan.

(Wisma de Mazenod, 27 Agustus 2018)

Pernyataan Komunitas Wisma de Mazenod

  1. Wisma de Mazenod adalah komunitas religius yang hidup bersama sebagai keluarga yang memungkinkan terciptanya suasana dan lingkungan di mana semua anggota dapat menjawab dan mengembangkan panggilan masing-masing yang diterima dari Kristus.
  2. Panggilan Kristus yang kita hayati di dalam Gereja melalui karisma St.Eugenius de Mazenod, Pendiri kita serta di bawah perlindungan Bunda Maria Tak Bernoda, akan menjadikan kita misionaris yang siap diutus demi Kerajaan Allah, untuk berjuang bersama orang miskin dan tersingkir.
  3. Melalui formasi oblat serta ketekunan studi yang sesuai dengan program akademis Fakultas Teologi Wedabhakti dan dengan mengembangkan bakat, ketrampilan, dan bekal kebudayaan masing-masing sebagai kekayaan, kita akan menjadi misionaris yang terampil, siap sedia melayani masyarakat yang ada di Indonesia maupun di luar negeri.
  4. Sebagai komunitas, secara khusus kita ingin menjalin kerjasama yang erat dengan sesama komunitas oblat baik dekat maupun jauh. Semoga komunitas ini juga mejadi wahana untuk membangun masa depan Provinsi Indonesia.

(Maguwo, Agustus 1991 - Direvisi pada Agutus 2006)

This image has an empty alt attribute; its file name is 20180608_074004-1024x768.jpg

GAMBARAN UMUM PROGRAM FORMASI DI WISMA DE MAZENOD

Apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses formasi di Skolastikat selama 7 tahun? Di samping studi Filsafat & Teologi di FTW Kentungan, beberapa aktivitas/program/acara yang biasa dijalani di Wisma de Mazenod diharapkan dapat memproses para formandi dalam membangun hidupnya sebagai seorang religius OMI:

  1. Ibadat Harian - Meditasi - Liturgi Kreatif dan Misa Komunitas sebagai wahana ekspresi berliturgi yang bertujuan untuk mengokohkan hidup doa dan melatih daya kreatif dalam merayakan iman secara bersama. Doa bukan hanya urusan pribadi, tetapi demi Gereja, demi kebersamaan sehingga dapat membantu sesama agar dapat berdoa pula.
  2. Evaluasi Liturgi untuk melihat hal-hal yang telah terjadi dalam liturgi selama 1 minggu, menemukan hal-hal indah yang diekpresikan, serta membantu sesama untuk semakin serius, efektif, dan bertanggungjawab dalam berliturgi. Program ini rutin dilaksanakan pada Minggu malam selama maksimal 45 menit.
  3. Konferensi Rektor rutin dilaksanakan setiap Rabu genap dalam bulan. Selain untuk berbicara hal-hal harian, secara khusus dibahas tema-tema terencana yang kiranya penting didalami di luar bangku kuliah di Fakultas Teologi Wedhabakti, Universitas Sanata Dharma. Seringkali Konferensi Rektor dilaksanakan dalam Bahasa Inggris.
  4. PPSS (Program Pengembangan Soft-Skill) rutin dilaksanakan setiap Rabu ganjil dalam bulan. Melalui program ini, para skolastik frater dan bruder dibekali dengan hal-hal yang tidak didapatkan di bangku kuliah Fakultas Teologi Wedhabakti atau hal-hal yang sudah diajarkan di kampus namun masih memerlukan pendalaman dan praktek. Materi-materi yang diberikan mencakup Ketrampilan Bersikap, Pengolahan Nilai, Komunikasi, Dinamika Kelompok, Analisa Masalah, Pengolahan Data, Metode Penelitian, Teori-teori Perubahan Sosial, dll.
  5. Colloquium yang wajib bagi setiap Formandi, dilaksanakan minimal 3 kali setahun, meski ada Pembimbing Rohani yang menemani kemajuan hidup Formadi. Secara pribadi para Formandi menyampaikan perkembangan hidupnya - baik studi, hidup rohani, kemantapan panggilan atau hal-hal lain yang aktual - kemudian Formator mengarahkan dengan memberi masukan baik berupa dukungan maupun fokus untuk diperhatikan oleh Formandi. Colloquium adalah bentuk pendampingan (companionship) dalam formasi. Yang dituntut adalah keterbukaan Formandi yang sebenarnya secara tidak langsung mengungkapkan kualitas relasi Formandi-Formator. Formator yang terampil dan dekat/diterima oleh Formandi akan dapat lebih leluasa dalam mewancarai Formandi dan tentu memberi rasa aman bagi Formandi untuk terbuka dan demikian pula sebaliknya.
  6. Peer Evaluation biasanya dilakukan 2 kali setahun pada akhir semester dalam evaluasi Komunitas. Peer Evaluation sangat efektif dan sahih untuk mendapatkan gambaran figur Formandi di mata rekan-rekannya. Data-data yang terkumpul dapat dipakai untuk menunjukkan kepada Formandi baik itu kekuatan maupun kelemahannya. Komentar teman biasanya tidak akan jauh dari kenyataan.
  7. Sharing komunitas adalah sarana bagi Formandi untuk berinteraksi secara formal dengan rekan sekomunitas dan se-tingkat dalam suasana serius dan saling menghormati.
  8. Seni bercerita, drama, musik dan menyanyi adalah program yang nyaris hilang karena sedikitnya anggota Komunitas. Tujuan program ini adalah untuk mengembangkan ketrampilan humaniora dan mengasah hati.
  9. Khotbah dan renungan singkat berbahasa Inggris yang dilakukan masing-masing 2 kali dalam sebulan. Tujuannya untuk meningkatkan ketrampilan berkotbah dan memberi renungan.
  10. Oblatologi sebagai pendalaman spiritualitas keoblatan dilaksanakan 1 jam setiap Sabtu ketiga dan 4 jam setiap Sabtu kelima.
  11. Pastoral Teritorial dilaksanakan dua kali sebulan pada Minggu genap. Pastoral teritorial ini melatih kemampuan berpastoral di tengah umat dan mengembangkan semangat misi dalam diri para frater/bruder. Tempat-tempat yang dipilih untuk berpastoral adalah tempat-tempat yang lumayan jauh dan biasanya belum terlayani selama ini oleh kelompok manapun.
  12. Pastoral Kategorial dilaksanakan terutama untuk melayani yang tak terlayani, seperti: pelayanan misa UBK (Umat Berkebutuhan Khusus), pelayanan kunjungan penjara, pelayanan kunjungan pasien di RSUP Dr. Sardjito. Misa UBK diinisiasi oleh Rm. Antonius Widiatmoko, OMI (rektor) pada bulan Januari 2014 dengan melibatkan kaum awam para Sahabat Seminari OMI. Sampai sekarang (2020) pelayanan misa UBK ini rutin dilaksanakan. Kunjungan kepada para pasien di RSUP rutin seminggu sekali juga diinisiasi oleh Rm. Antonius Widiatmoko, OMI sejak tahun 2018 sampai sekarang, dengan melibatkan para Bruder OMI.
  13. The Cycle of Life (CoL) adalah program yang dijalankan untuk menghubungkan antara sampah dapur, kandang kambing, rumah sayur, kolam ikan, ternak ayam, dan budaya gresek (daur ulang barang bekas). Program ini sengaja diadakan untuk melatih kepekaan dan cinta terhadap lingkungan serta tanggungjawab terhadap hidup bersama. Lemahnya rasa cinta lingkungan dan kuatnya budaya instan serta penolakan akan semua yang rutin-lama-kotor, menggerakkan kami untuk berbuat sesuatu.
  14. Proyek Kalender OMI. Provinsi OMI Indonesia mempercayakan pengelolaan Kalender OMI mulai tahun 2020 kepada Skolastikat. Para frater dan bruder menanggapi kepercayaan ini dengan penuh rasa tanggungjawab. Semua lay-out design  kalender sampai pada pemilihan tempat pencetakan kalender dilaksanakan oleh para frater secara profesional. Hasil capaian para frater dan bruder dalam proyek pengadaan Kalender OMI ini sangat memuaskan dan mendapatkan pujian dari banyak pihak. 
  15.  Publikasi Majalah Caraka, media komunikasi skolastikat OMI sebagai ajang kreatif para skolastik dan juga sebagai ajang persaudaraan antara komunitas WDM, Kaum Muda, Keluarga dekat OMI - Sahabat Seminari dan (semoga) Provinsi OMI Indonesia.
  16. Rekreasi adalah program rutin Komunitas setiap malam Minggu kelima untuk meningkatkan keakraban di dalam Komunitas. Dari sharing para imam muda diketahui bahwa keakraban selama masa formasi akan terbawa terus dan dirasa sangat menguatkan pada masa-masa sulit yang dihadapi di komunitas karya.
  17. Skill Training adalah program untuk meningkatkan kemampuan dalam berbagai ketrampilan yang berguna untuk hidup seperti Public Speaking, Manajemen, Workshop Pembina Retret, Pertanian, dan bidang lainnya. Program ini dilaksanakan pada saat libur kuliah.
  18. English Intensive Program untuk memacu penguasaan satu dari tiga bahasa resmi yang dipakai oleh Kongregasi OMI. Program ini ditindaklanjuti dengan membuat Misa Bahasa Inggris sebanyak 3 kali dalam seminggu, bacaan berbahasa Inggris di refter, juga penyelenggaraan English Oblatology dan English Rector Conference.
  19. The Missionary Zeal dilaksanakan dengan mengutus para skolastik ke tempat misi OMI baik yang berada di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Sepulang dari pengalaman misi itu, dibuat evaluasi dan sharing yang juga dikisahkan dalam Majalah Caraka.

TAHAP-TAHAP PENDIDIKAN DI SKOLASTIKAT OMI

Orang hanya tahu bahwa masa pendidikan untuk menjadi seorang imam itu lama sekali. Juga tidak tahu apa dan bagaimana isi proses pendidikan selama itu. Baik kalau kita mengenalnya. Setelah lulus SMA atau Seminari Menengah sampai ditahbiskan Imam, ada beberapa tahap pendidikan.

Setelah melewati tahap Perkenalan Awal, Yuniorat (Seminari Menengah), Pra-Novisiat dan Novisiat (silahkan mengacu pada bagian Novisiat dari website ini), seorang calon OMI yang disebut Frater/Bruder akan melanjutkan pendidikan dan proses pembentukannya di dalam Skolastikat dengan tinggal di Seminari Tinggi OMI Wisma de Mazenod, Condong Catur, Yogyakarta. Para Frater akan kuliah di Fakultas Teologi Wedhabakti, Universitas Sanata Dharma.

Ada 3 tahap formasi di Skolastikat yang dijalankan untuk mencapai tujuan sesuai yang diharapkan dalam Konstitusi OMI No. 66 (yang disebutkan di atas):

  1. STUDI FILSAFAT
    Dalam masa ini para Frater akan belajar filsafat untuk melatih cara dan daya pikir yang jernih dan kokoh sehingga mampu melihat, memahami, menilai, dan menyikapi pengalaman dan kenyataan hidup yang dihadapi. Studi selama 4 tahun ini mencapai puncaknya dalam kelulusan S1 Filsafat dari Fakultas Teologi Wedabhakti , Universitas Sanata Drama.
  2. TAHUN ORIENTASI PASTORAL
    Masa ini menjadi kesempatan bagi para Frater untuk hidup secara lebih nyata di tengah-tengah karya di daerah ia ditempatkan. Di situlah ia akan belajar hidup berkomunitas dengan Oblat yang telah berkarya dan juga bekerjasama dengan orang-orang di sekitarnya. Lewat program ini diharapkan para Frater dapat memperkuat daya intelektual, mempertajam daya kreasi dalam berpastoral, dan memperkaya serta memperdalam daya seni hidup berkomuntas. Dengan bimbingan dan pendampingan yang memadai diharapkan para Frater akan semakin mantap dalam hidup panggilannya dan semakin terampil dalam kemampuan berpastoralnya. Kemudian biasanya setelah 1 tahun para Frater akan pulang kembali ke Skolastikat dan melanjutkan belajar lagi.
  3. STUDI TEOLOGI
    Dalam masa 2 tahun, para Frater akan belajar ilmu teologi secara intensif. Selain itu, ia akan didampingi untuk semakin mantap dan bulat dalam keputusan untuk hidup religius. Kebulatan tekad itu akan diungkapkan dalam pengikraran Kaul Kekal. Dengan kemantapan untuk hidup religius dan bekal intektual-pastoral yang telah dipelajari serta persetujuan dari Pemimpin Tertinggi, maka seorang Frater akan menerima Tahbisan Diakon dan kemudian Tahbisan Imamat.

Selesailah masa pendidikan pertama. Kemudian, Oblat muda ini akan mulai berkarya sebagai Imam. Ia akan tetap belajar dan terus belajar untuk pertumbuhan pribadi dan rohaninya. Proses pendidikan seumur hidup ini biasanya disebut on-going formation programme (program formasi berkelanjutan) yang akan terus berlangsung dan tak akan pernah berhenti sampai yang bersangkutan dipanggil ke surga untuk berjumpa dengan Bunda Maria dan hidup bersatu dengan Bapa, Putra, dan Roh Kudus untuk selama-lamanya.

Para Superior Skolastikat / Rektor Seminari Tinggi OMI "WISMA DE MAZENOD":

  • Pastor Yohanes Kevin Casey, OMI (1982-1984)
  • Pastor Petrus John McLaughlin, OMI (1984-1990)
  • Pastor Peter Kurniawan Subagyo, OMI (1990-1996)
  • Pastor Bernard Keradec, OMI (1996-2002)
  • Pastor Antonius Andri Atmaka, OMI (2002-2005)
  • Pastor Simon Heru Supriyanto, OMI (2005-2009)
  • Pastor Henricus Asodo, OMI (2009-2013)
  • Pastor Antonius Widiatmoko, OMI (01 Oktober 2013 - sekarang)

SEMUA BERITA
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram