BLOG

&

POST

Yuniorat

August 1, 2018

SEMINARI MENENGAH 'YUNIORAT OMI BEATO MARIO BORZAGA'

Dalam Kongres OMI Provinsi Indonesia tahun 2011 di Kaliori, salah satu keputusan Kongres adalah OMI Provinsi Indonesia akan memperioritaskan Panggilan dan Formasi mengingat jumlah tenaga OMI di lapangan sangatlah kurang. Komisi Panggilan dan Komisi Formasi yang dibentuk pada waktu Kongres ini diberi mandat untuk merealisasikan bentuk konkret guna menjawab prioritas tersebut. Dengan semangat yang berkobar-kobar, Komisi Panggilan dan Komisi Formasi mencoba untuk merealisasikannya.

Namun ternyata proses untuk menjawab prioritas ini tidaklah mudah. Rapat dan pertemuan telah dilakukan untuk mewujudkan jawabannya, akan tetapi belum mengarah pada bentuk konkret. Karena kesibukan di tempat karya, para Oblat yang mendapat mandat untuk merealisasikan prioritas Provinsi tersebut menjadi tenggelam dalam karya masing-masing. Formasi dan Panggilan masih menjadi prioritas, tapi masih menjadi sebatas sebuah wacana.

Syukurlah dalam rangka perayaan 200 tahun Kongregasi OMI diadakan program Triennium. Arah Triennium adalah Pertobatan menuju Misi baru. Salah satu yang direncanakan dalam program ini adalah merancang sebuah Kongres Misi untuk menentukan prioritas menuju misi baru. Dalam rapat Dewan Provinsial bulan November 2015 diputuskan bahwa Kongres akan diselenggarakan selama satu tahun yaitu sepanjang tahun 2016. Kongres akan dipimpin langsung oleh Provinsial bersama Dewan Provinsial. Kongres ini melibatkan semua Oblat. Diskusi-diskusi diadakan di tingkat Distrik. Secara berkala, Provinsial, anggota Dewan provinsial, dan para Superior Distrik mengadakan pertemuan untuk membahas lebih lanjut diskusi-diskusi yang sudah diadakan di tingkat Distrik.

Dalam rapat Kongres Misi tanggal 13-15 Februari 2016 di Balikpapan, diputuskan bahwa untuk merealisasikan prioritas Panggilan dan Formasi akan ditunjuk seorang Oblat yang akan menjadi Promotor Panggilan full time (penuh waktu) - selama ini Promotor Panggilan dilakukan secara part time (paruh waktu) - dan pembentukan lembaga formasi yaitu Tunas Muda yang akan menjaring para calon yang lulus SMP dan Yuniorat untuk menjaring lulusan SMA. Secara konkret ditunjuklah Pastor Aloysius Wahyu Nugroho, OMI sebagai Promotor Panggilan penuh waktu dan Pastor Bernardus Agus Rukmono, OMI menjadi Pembina Tunas Muda dan Yuniorat. Yang sangat menginspirasi keputusan ini adalah pengalaman pembentukan Yuniorat OMI di Pakistan, India, dan Srilanka. Program Yuniorat ini ternyata sangat efektif menumbuhkan panggilan di negara-negara tersebut. Panggilan OMI di tiga negara tersebut tumbuh subur. Suatu pengalaman yang baik dan indah patut menjadi sarana pembelajaran.

Untuk lebih mengkonkretkan keputusan tersebut, maka diadakanlah rapat pada tanggal 14-15 April 2016 di Yogyakarta. Yang hadir dalam rapat adalah Provinsial, Bendahara Provinsi, Tim Formator, Tim Panggilan Awam yang sudah dipersiapkan untuk mem-back-up panggilan dan formasi, serta Pastor Wahyu dan Pastor Rukmono yang telah ditunjuk untuk melaksanakan program tersebut. Secara konkret diputuskan dalam rapat bahwa Promotor Panggilan dan Yuniorat akan dilaksanakan mulai bulan Juni 2016. Nama Tunas Muda dan Yuniorat digabung menjadi satu nama yaitu Seminari Menengah "Yuniorat OMI Beato Mario Borzaga". Ini adalah Seminari Menengah yang dikelola untuk mempersiapkan tenaga-tenaga misionaris ke depan, baik sebagai calon imam ataupun calon bruder.

Mereka yang lulus SMP disebut Yuniores KPP (Kursus Persiapan Pertama). Mereka akan menjalani pendidikan selama tiga tahun di Yuniorat. Untuk pendidikan formal, mereka akan bersekolah di SMA Yos Sudarso, Cilacap. Sedangkan untuk lulusan SMA akan disebut Yuniores KPA (Kursus Persiapan Atas). Mereka akan menjalani pendidikan selama satu tahun. Yuniorat akan dikelola oleh seorang Direktur yang akan dibantu oleh Asisten Direktur. Lokasi Yuniorat ditetapkan di Kompleks Kapel Santo Eugenius de Mazenod, Jalan Kendeng,RT 04/ RW15, Sidanegara, Cilacap Tengah. Untuk itu, Bendahara Provinsi yang akan dibantu oleh Pastor Vincentius Kaya Watun, OMI akan merenovasi 2 rumah di Kompleks Kapel untuk dijadikan Yuniorat.

Sebuah kerja yang berat. Dalam waktu singkat harus menyelenggarakan berbagai hal. Bapa Provinsial memberikan motivasi: Kalau kita tidak bergerak sekarang, kapan lagi? Kita tidak bisa menunda-nunda pekerjaan kita. Memang apa yang dinyatakan Bapa Provinsial benar. Kita sudah mencanangkan prioritas Panggilan dan Formasi sejak tahun 2011. Sudah seharusnya jawaban akan prioritas tersebut terwujud di tahun 2016. Menurut ukuran waktu, sebenarnya kita sudah terlambat.

Yuniorat OMI sebenarnya sudah dirintis oleh Pastor Simon Heru Supriyanto, OMI selaku Promotor Panggilan pada awal tahun 2016. Pada waktu itu Pastor Heru memfasilitasi anak-anak yang sudah lulus SMA dan sudah menyatakan diri masuk OMI supaya ada persiapan diri sebelum memasuki Pra-Novisiat. Mereka dipersiapkan selama 4 bulan di Wisma de Mazenod OMI. Mereka mulai dilatih hidup doa, kebiasaan hidup berkomunitas, juga mempelajari tradisi OMI. Apa yang sudah dirintis Pastor Heru menjadi acuan terbentuknya Yuniorat sekarang ini. Artinya Yuniorat sekarang ini tidak berangkat dari nol.

 

Perjalanan Yuniorat dimulai pada tanggal 29 Juni 2016. Pada waktu itu, Pastor Rukmono, OMI yang mendapat tugas sebagai Direktur Yuniorat meninggalkan Paroki Santo Stefanus Malinau menuju ke tempat tugas baru, Cilacap. Sambil berhijrah ke tempat yang baru, Pastor Rukmono membawa 5 anak calon Yuniores. Tiga Yuniores dari Loreh, Pulau Sapi dan 2 Yuniores dari Tarakan. Sejak itu terbentuklah komunitas Yuniorat. Karena gedung Yuniorat belum selesai direnovasi, Komunitas Yuniorat harus berpindah-pindah tempat. Dari Yogyakarta, bergerak menuju Kaliori pada tanggal 1 Juli 2016. Komunitas ini menghabiskan waktu selama 2 minggu di Kaliori. Meskipun renovasi gedung Yuniorat belum selesai, tanggal 9 Juli 2016, Komunitas ini harus bergerak ke Cilacap untuk mengejar tahun ajaran baru yang akan dimulai pada tanggal 18 Juli 2016. Untuk sementara waktu, Komunitas Yuniorat menempati rumah Bapak Petrus Bono yang dengan murah hati merelakan rumahnya bagian belakang untuk ditempati. Rumah itu terletak di Jalan Mangga No.14, Tambak Reja, Cilacap Selatan. Selama satu bulan, Yuniorat berkomunitas di situ. Tanggal 10 Agustus, mulailah para yuniores menempati bangunan yuniorat di Kompleks Kapel Eugenius de Mazenod, Jalan Kendeng, Cilacap walaupun pekerjan renovasi belum selesai.

Tanggal 28 Agustus 2016, peresmian Yuniorat dan pemberkatan gedung Yuniorat diadakan dan langsung dipimpin oleh Pastor Antonius Rajabana, OMI, Provinsial OMI Indonesia. Ada 5 Imam, 1 Diakon dan kurang lebih 330 umat menghadiri acara peresmian ini. Peresmian dan pemberkatan gedung Yuniorat ini dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Bapa Provinsial yang potongannya diserahkan kepada Direktur Yuniorat sebagai lambang perutusan, pelepasan balon oleh Pastor Peter, dan ditutup dengan makan bersama sederhana.

Dukungan umat begitu luar biasa. Umat sungguh merindukan kehadiran para biarawan OMI baik Imam maupun Bruder di tengah mereka. Ini tampak dari peranserta umat dalam memberikan beberapa perabotan rumah tangga, sepeda untuk transportasi para yuniores, dan lain sebagainya. Juga semua Komunitas Distrik OMI ikut berpartisipasi menyumbangkan kelengkapan Yuniorat seperti furnitur, komputer, laptop, maupun uang tunai. Kesemuanya ini menjadi tanda bahwa gerakan ini merupakan gerakan seluruh Provinsi.

 

Puji Tuhan!! Perkembangan Seminari Menengah ini sangat signifikan dilihat dari jumlah seminaris yang bergabung. Saat ini (thn 2020) ada 33 seminaris yang berasal dari macam-macam tempat asal (Jawa, Kalimantan, Flores, Sulawesi, Papua). Pertambahan jumlah seminaris ini terjadi seiring dengan makin dikenalnya Yuniorat OMI di kalangan umat melalui media sosial maupun brosur, dan terutama kesaksian positif dari para alumninya dan kaum awam. Seiring dengan pertambahan jumlah seminarisnya, Kongregasi OMI saat ini tengah menyelenggarakan pembangunan gedung Seminari Menengah yang baru (tiga lantai).

Semoga segala yang kita kerjakan ini sungguh merupakan sebuah jawaban atas prioritas OMI Provinsi Indonesia di bidang Panggilan dan Formasi. Diharapkan jawaban ini akan membuahkan masa depan OMI yang cerah dengan semakin banyaknya kaum muda yang bergabung untuk menjadi biarawan OMI baik sebagai Imam maupun Bruder.

(Penulis: Pastor Bernardus Agus Rukmono, OMI, mantan Direktur Yuniorat OMI "Mario Borzaga"/Dokumentasi: Istimewa)

Bagi Anda yang baru merasa terpanggil untuk melayani Tuhan dan ingin bergabung bersama Kongregasi OMI, Anda dapat klik halaman berikut ini.

SEMUA BERITA
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram