Ziarah adalah sebuah tradisi yang sudah lama dilakukan oleh umat Katolik sebagai bentuk pengabdian dan pencarian kedamaian spiritual. Pada tanggal 18 hingga 19 Oktober kemarin, kami komunitas Skolastikat OMI berziarah ke salah satu tempat ziarah terkenal di Indonesia yakni Gua Maria Sriningsih. yang terletak di Prambanan, Yogyakarta. Ziarah ini kami lakukan juga dalam rangka berjalan bersama Bunda Maria di bulan Oktober atau yang biasa dikenal dengan bulan Rosario ini. Perjalanan ini kami mulai dari Skolastikat OMI – Wisma de Mazenod menuju ke Gua Maria Sriningsih sejauh 17 km
Sebelum memulai perjalanan, kami sudah melakukan persiapan yang matang, baik dari pakaian dan sepatu/sandal yang nyaman untuk berjalan jauh. Selain itu, tidak lupa kami membawa kebutuhan seperti air minum, snack ringan, dan perlengkapan doa seperti Rosario. Dalam perjalanan ini, kami menetapkan beberapa tempat untuk menjadi perhentian, untuk mendaraskan doa Rosario bersama-sama.
Dari Skolastikat OMI, kami menempuh jarak kurang lebih 17 km. Selama perjalanan, saya menikmati perjalanan itu dan bertemu dengan diri sendiri. Saya merenungkan pula makna hidup dan berdoa untuk orang-orang terkasih. Dalam perjalanan ini, kami saling berbagi cerita dan pengalaman. Peziarahan ini mengingatkan saya pada pengalaman peregrinasi dari Gua Maria Puhsarang Kediri – Novisiat OMI Yogyakarta. Saya sungguh bersukacita dengan peziarahan dan kebersamaan ini.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam dari pukul 20.00 WIB, kami pun sampai sekitar pukul 02.00 WIB di Gua Maria Sriningsih. Suasana di sekitar gua yang tenang dan damai, menjadikannya tempat ideal untuk merenung dan berdoa. Setelah doa pribadi kami langsung mempersiapkan diri untuk beristirahat, kebetulan ada pendopo yang dapat menjadi tempat istirahat yang cukup nyaman.
Pada pagi harinya, kami makan bersama dengan sarapan yang disiapkan oleh keluarga Pak Tono (karyawan Novisiat OMI) bersama dengan ibu Rm.Santo,OMI yang tinggal di sekitar Sriningsih. Tidak lupa juga kami saling bercakap cakap. Setelah sarapan, kami mempersiapkan diri untuk misa di tempat yang telah disediakan oleh pengurus gua Maria. Misa yang kami lakukan menjadi penutup untuk kegiatan ziarah ini.
Saya bersyukur kepada Tuhan untuk penyertaannya dalam Camino de Gua Maria Sriningsih ini. Melalui setiap langkah yang diambil, saya merenungkan bahwa kami diajak untuk merenungkan hidup dan makin mendekatkan diri pada-Nya. Saya menyadari juga bahwa perjalanan ziarah/perjalanan spiritual merupakan doa, seperti yang pernah dikatakan oleh St. Teresa dari Avila “Doa adalah percakapan persahabatan dengan Dia yang kita tahu mencintai kita."
Fr. C.M Ibau Lod, OMI
Para frater dan bruder setelah misa di Gua Maria Sriningsih