BLOG

&

POST

HIDUP KOMUNITAS DAN NILAI-NILAI INJILI HIDUP RELIGIUS

March 7, 2024

Blotan,1-3 Maret 2024-Para Novis OMI mengikuti kegiataan Triduum bersama dengan Rm. Antonius Widiatmoko OMI (Magister Novis OMI). Tema Triduum kali ini berbicara tentang “Hidup Berkomunitas dan Kaul Religius.” Mereka dengan penuh antusias mengikuti rangkaian kegiatan triduum. Suasana triduum penuh dengan keheningan dan refleksi. Selama triduum mereka diajak untuk lebih mendalam terhadap refleksi tentang hidup hidup komunitas dan religius berkaul kedepannya. Di hari pertama, Romo Widi OMI memberikan materi tentang “Hidup Komunitas.” Materi hidup komunitas menjadi bagain pertama sebagai pembuka triduum. Para Novis melihat pentingnya hidup komunitas dalam Lembaga Hidup Bakti terkhusus dalam komunitas Kongregasi Oblat Maria Imakulata (OMI). Sebab dalam dan melalui komunitas, kita melaksanakan perutusan kita. Karena itulah, komunitas kita bersifat apostolik. Kasih persaudaraan harus menopang semangat setiap anggota komunitas, seturut warisan Bapa Pendiri: “Hayatilah cinta kasih, cinta kasih, cinta kasih di antara kalian dan di luar, semangat demi keselamatan jiwa-jiwa. Konstitusi dan Aturan OMI No. 37”

Pertemuan hari selanjutnya mereka mendalami materi hidup berkaul. Hidup berkaul bukan hanya pada taraf materi atau pengenalan diri dalam aspek ratio, tetapi hidup berkaul menjadi bagian nilai injili yang hidup terus berkelanjutan sebagai religius.  Ada beberapa aspek dari penghayatan hidup berkaul yaitu aspek psikofisik, aspek psikososial, aspek spiritual-rasional. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dalam menghayati dan menghidupi kaul-kaul religius. Sebab hidup berkaul merupakan pilihan bebas kita, sehingga kita dapat menjalani hidup religius dengan penuh sukacita. Kita mencontoh teladan Maria “berkat jawaban imannya dan keterbukaan diri seutuhnya kepada panggilan Roh, adalah model dan penjaga hidup bakti kita. Konstitusi dan Aturan OMI no. 13”

Pada akhir triduum, mereka sharing dari pertanyaan yang Romo Widi OMI ajukan kepada mereka. Sebelum mereka sharing satu dengan yang lain. Mereka diajak kembali untuk merefleksikan pertanyaan tersebut. Agar mereka dapat lebih intens dengan kehendak diri dan bimbingan Roh Kudus. Mereka mengambil tempat masing-masing untuk sungguh-sungguh menemukan kehendak Allah pada dirinya. Pengalaman triduum kali ini dapat menjadi bagian keputusan mereka untuk sungguh-sungguh yakin bahwa Allah memanggil. Sebab “Kita para Oblat, meninggalkan semuanya demi mengikuti Yesus Kristus. Untuk menjadi rekan sepekerja-Nya, kita kita harus mengenal-Nya lebih dekat, menyerupakan diri dengan-Nya, dan membiarakan-Nya hidup di dalam diri kita. Konstitusi dan Aturan OMI no. 2”

Para Novis OMI sedang sharing dari pertanyaan Rm. Widi OMI.

Dalam sebuah prakata Konstitusi dan Aturan Kongregasi OMI tertulis bahwa “mereka harus tiada henti memperbaharui diri seturut semangat panggilan mereka, hidup dalam kebiasaan menyangkal diri dan selalu ingin mencapai kesempurnaan. Mereka harus berupaya tanpa lelah untuk menjadi rendah hati, lemah lembut, patuh setia, pencita kemiskinan, menyesali dosa-dosa, matiraga, lepas bebas dari dunia dan keluarga, penuh semangat, siap mengorbankan semua harta bendanya, bakat-bakatnya, istirahatnya, pribadinya dan hidupnya demi cinta kepada Yesus Kristus, pelayanan kepada Gereja dan demi pengudusan sesama.” Dari prakata tersebut, kita dapat membangun dan menyegarkan diri untuk bertekun dalam misi dan visi hidup kongregasi. Maka dari itu, kita dengan penuh, sadar, dan bebas memilih untuk hidup religius bukan dari paksaan orang lain melainkan suatu keputusan diri sendiri. LJ et MI

SEMUA BERITA
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram