Hallo... Para pembaca yang budiman, kali ini penulis akan menyuguhkan kisah perjalanan pastoral tentang dinamika yang ada di substasi bringkeng selama masa pekan suci. Nah, kisah ini dimulai pada saat perutusan dari Direktur Yuniorat yaitu Rm. Aloysius Wahyu Nugroho OMI, untuk diutus berdua-dua seperti halnya Murid Yesus yang hendak ke Emaus.
Lukas 24:13 “Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus..”
Salah satu bentuk kegiatan pastoral serta pelayanan anak seminari untuk ikut bergabung dan melihat apa yang menjadi salah satu pergulatan dan melihat dari sudut pandang umat.
Dalam perutusan ini, kami menginap di rumah umat yang bermurah hati menerima kami dengan penuh suka cita. Saya dan teman saya, menginap di tempat umat yang berbeda atau dengan kata lain kami ditempatkan di Rumah yang berbeda. Kamis Putih pada tanggal 14 April 2022 kami tiba di stasi kawunganten salah satu stasi induk dari beberapa substasi yang ada di daerah tersebut.
Stasi kawunganten sebagai titik kumpul bagi kami para yuniores yang asistensinya berada di sub-sub stasi kawunganten. Ada hal yang menggembirakan pada salah satu perutusan ini yaitu, para Frater dan bruder dari WDM (Wisma De Mazenod Jogyakarta) ikut serta mengambil bagian dalam assistensi kali ini.
Pada kamis putih kami di jemput oleh ketua substasi bringkeng dan prodiakon. Sukacita terpancar dari kedua bapak ini, pak Maryono sebagai ketua substasi bringkeng begitu ramah dan menyapa kami dengan kegembiraan, tak kalah dengan pak Warto sebagai prodiakon juga sungguh sederhana dengan senyuman yang tulus dan ikhlas. Nah, setelah berbincang akrab dan panjang lebar dengan kedua bapak tersebut, kami dihantarkan di rumah umat yang siap menerima kami untuk menginap selama 3 hari. Secara pribadi, saya sangat beruntung bisa diletakkan di rumah yang membuat saya mendapatkan pengalaman rohani yang ada di tempat ini. Di hari pertama, tepatnya kamis putih dalam pekan suci, setelah mengikuti ibadah kamis putih pada malam harinya, ada keprihatinan tentang liturgi yang masih berkekurangan disana-sini, saya mencoba menyesuaikan dengan apa yang umat pahami. Lalu, setelah kami mengikuti ibadah kamis putih serta ikut berperan dalam ibadah tersebut, pada malam harinya kami bercengkrama bareng dengan Ibu atau nenek dari Thomas, Thomas merupakan salah satu OMK yang seusia dengan saya dan dia begitu banyak menginspirasi saya selama saya tinggal di tempatnya, ada hal yang unik dengan nenek Thomas bahwa beliau enggan untuk disebut dengan sebutan nenek atau mbah, namun lebih suka dipanggil biyung ataupun Ibu. Nah, ibu inilah yang membuat kami bertiga bercerita tentang para frater bahkan yuniores sebelumnya yang pernah asisstensi di sub stasi bringkeng ini. Ada salah satu kerinduan yang besar bahwa kunjungan para yuniores tahun ini, sungguh membawa hawa segar bagi umat bringkeng yang sudah lama tidak di kunjungi oleh yuniores maupun frater. Lalu keesokan harinya, saya mencoba mengikuti kegiatan Thomas yang ia jalani sehari-hari mulai membuka warung orang tuanya hingga kami ngarit (memotong rumput buat kambing).
Thomas memulai perintisan ternak kambing sewaktu dia masih duduk dibangku sekolah. Saat itu dia mendapatkan beasiswa dari salah satu program dari yayasan sosial bina sejahtera yang lebih dikenal dengan singkatan YSBS yang didirikan oleh Rm. Carrolus OMI. Usaha yang di gelutinya ini membuahkan hasil dengan berternak kambing. Thomas paham akan karakteristik serta kebutuhan kambing dan pengetahuannya bisa di katakan sudah memadai untuk seorang anak muda yang berpengetahuan berwawasan luas ini. Kambing yang diberikan oleh pihak YSBS sungguh besar manfaatnya dan mengubah pola pikir dari Thomas, yang dahulu dia berkeinginan untuk bekerja untuk orang lain dan kini dia bahkan berfokus pada kambing-kambing ini yang menjadi salah satu asset keluarga. Yang mulanya kambing berjumlah 1 Pasang atau 2 Ekor kini kambing-kambing itu sudah menjadi 26 ekor kambing. Selama dia merawat kambing-kambing itu bahkan sudah banyak puluhan hingga ratusan kambing yang telah dia jual. Dari segi harga kambing yang ia jual cukup murah, karena Niat awalnya dengan konsisten dia mengatakan bahwa dia lebih senang membantu orang lain dengan cara menurunkan harga, agar orang lain bisa merasa terbantu. Dan disatu sisi Thomas juga memplopori berkebun kangkung yang ada dekat warung orang tuanya. Dia pemuda yang bisa berpikir maju tentang peluang-peluang yang ada. Tanah yang nganggur bisa ia kelola dan hingga kini menjadi surplus bagi pendapatan keluarganya, dia menggunakan pupuk kambing sebagai pupuk dari sayuran tersebut. Dan perlu diakui bahwa sayuran kangkungnya begitu subur dan tanpa pestisida sama sekali.
Selain itu thomas juga memplopori membudidayakan ikan dan juga ternak bebek. Keseharian inilah yang membuat thomas begitu ringan tangan dan membuat orang-orang disekitarnya begitu sangat mengenal Thomas sebagai pemuda yang berbudaya luhur. Tampak dari warga-warga yang sering menyapa thomas setiap kali bertemu dengan warga-warga disana. Sapaan dan senyuman para warga yang begitu santun. Di kegiatan hari jumat agung ini juga belum berakhir. Ada cerita lain di hari ini, kami juga mengikuti prosesi jalan salib, dan ada yang membuat saya begitu haru di prosesi jalan salib ini, yaitu pada saat jalan salib di perhentian yang ke 12 beberapa umat terutama ibu-ibu begitu tersenduh-senduh dalam menghayati prosesi jalan salib ini. Inilah yang membuat saya secara pribadi terharu dan tidak pernah saya temui di tempat lain. Substasi ini begitu bisa dikatakan ramah bagi orang-orang yang baru pertama datang mengunjungi stasi ini. Substasi ini juga membawa suasana kekeluargaan, dimana orang yang sedang berkunjung akan merasakan kekeluargaan yang begitu kental di substasi ini. Bukan hanya saya saja secara pribadi yang mengatakan ini tetapi tampak dari para imam yang telah mengunjungi substasi ini. Malam vigili atau malam terakhir saya di tempat ini juga membuat saya berkesan yaitu ibu menunjukan album foto keluarga. Ini yang membuat saya berkesan karena ibu juga sangat semangat dan menceritakan sejarah dan ciri khas keluarga besar mereka. Saya bahagia di malam vigili ini menjadi malam haru bagi saya, karena ibu ini begitu semangat bercerita.
Banyak kisah-kisah lain yang masih belum terungkapkan di penulisan kali ini, tapi secara garis besar dan point utama di dalam kegiatan pastoral ini sangat begitu memberikan inspirasi terutama Thomas yang secara tidak langsung membantu saya untuk bisa berproses bagaimana memanfaatkan peluang yang ada dalam mengelola usaha-usaha.