oleh: Fr. Lodovikus Dedi Nuhan (novis OMI)
Sebagai novis Oblat Maria Imakulata (OMI), hari Minggu biasanya menjadi hari yang cukup sibuk. Salah satu kegiatannya ialah belanja ke pasar. Yaps…, bukan hanya ibu-ibu loh yang sering belanja ke pasar, kami pun nggak ketinggalan dalam hal tawar-menawar, hmm. Kegiatan ini sudah menjadi bagian hidup kami apabila hari libur tiba. Kegiatan belanja biasanya dilakukan oleh dua orang novis setelah Perayaan Ekaristi selesai. Dan ting-tong... dalam bulan ini, giliran belanja dan masak pun tiba. Saya belanja bersama salah seorang saudara saya yang lain. Dengan penuh sukacita, kami melaksanakan tugas perutusan tersebut. Jauhnya jarak yang ditempuh menuju pasar, mengharuskan kami menggunakan sepeda motor. Bukan karena kami manja, melainkan untuk memanajemen waktu supaya efisien dan efektif.
Ketika sedang berbelanja, saya mencoba mengamati dinamika para pedagang yang sedang terjadi. Saya menemukan sebuah makna di sana, yaitu saling membantu antar pedagang. Sejenak saya memikirkan komunitas saya, yang juga mempunyai semangat saling membantu dalam menyelesaikan setiap tanggungjawab. Hal ini membuat saya sadar, bahwa sejak awal Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, sehingga sampai kapan pun setiap manusia tetap membutuhkan sesamanya. Pengalaman saya ketika berbelanja ke pasar, membuat saya semakin teguh dalam menjalani panggilan Tuhan. Hadirnya saudara sekomunitas yang selalu siap membantu dalam menghadapi tantangan atau masalah, merupakan sebuah rahmat Tuhan bagi hidup panggilan saya.
Salah satu hal yang saya syukuri bahwa Tuhan memberikan komunitas yang luar biasa kepada saya. Ya, seperti pasar yang banyak orang berjualan namun saling melengkapi, demikian pula halnya dengan komuntas kami. Banyak perbedaan dalam budaya dan karakter, namun saling melengkapi dalam hidup bersama, baik itu kekurangan maupun kelebihan.
Perjumpaan dengan Tuhan dalam diri saudara-saudara saya di seputar altar setiap kali Perayaan Ekaristi, mengajak saya untuk menjumpai kehadiran Tuhan yang sama dalam diri saudara-saudari lainnya lagi. Dari altar, saya diajak pergi ke pasar. Dan sesudah dari pasar, saya diajak untuk kembali mempersembahkannya di altar. Demikianlah sebagai seorang novis dan seorang beriman, saya diajak untuk menjumpai Tuhan di altar dan di pasar.