Seminari Tinggi OMI di Yogyakarta memiliki peran sentral dalam membentuk calon imam OMI yang berkualitas. Untuk menjaga operasionalnya, seminari membutuhkan dukungan finansial dan moril dari berbagai pihak, terutama Sahabat Seminari OMI. Dukungan ini hadir dalam dua bentuk utama, yakni dukungan moril, seperti doa, semangat, dan nasehat, serta dukungan materiil, berupa sumbangan finansial atau materiil lainnya. Dalam konteks formasi Skolastik OMI, penting untuk memahami bagaimana penghargaan diberikan kepada donatur dalam kedua bentuk dukungan tersebut.
Donatur dukungan moril memberikan dukungan yang tak ternilai harganya dalam bentuk doa, semangat, dan nasehat kepada calon imam selama masa formasi Skolastik OMI. Dukungan ini memberikan kekuatan spiritual dan mental yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi berbagai tantangan dan cobaan selama masa formasi. Di sisi lain, donatur dukungan materiil memberikan dukungan finansial yang esensial untuk membiayai berbagai kebutuhan operasional seminari, seperti biaya pendidikan dan biaya hidup.
Penghargaan kepada donatur dukungan moril di Seminari Tinggi OMI Yogyakarta dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya, mengirimkan ucapan terima kasih secara langsung atau melalui media sosial, menyelenggarakan doa bersama untuk para donatur, atau menyertakan nama-nama donatur dalam doa-doa umum dalam misa-misa yang diadakan di seminari. Di sisi lain, penghargaan kepada donatur dukungan materiil dapat dilakukan dengan memberikan laporan transparan mengenai penggunaan dana, mengundang para donatur untuk menghadiri acara penting di seminari, atau memberikan penghargaan khusus kepada donatur yang telah memberikan dukungan secara konsisten.
Perbandingan antara penghargaan kepada donatur dukungan moril dan materiil menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam konteks formasi skolastik di Seminari Tinggi OMI Yogyakarta. Penghargaan kepada donatur dukungan materiil cenderung lebih terfokus pada aspek formal dan administratif, sementara penghargaan kepada donatur dukungan moril cenderung lebih bersifat spiritual dan personal. Namun demikian, kedua bentuk penghargaan tersebut sama-sama penting dalam menjaga hubungan baik antara seminari dan para donatur.
Dalam konteks seminari, penghargaan kepada donatur memiliki dampak yang luas. Selain memberikan apresiasi kepada donatur atas dukungan yang diberikan, penghargaan juga memperkuat ikatan antara seminari dengan para donatur. Hal ini membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi calon imam dalam menjalani masa formasi mereka. Dengan penghargaan yang tepat, seminari dapat membangun hubungan yang berkelanjutan dengan para donatur, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada keberlangsungan operasional dan kualitas formasi di Seminari Tinggi OMI Yogyakarta.
Secara umum, sering kali terdapat kesenjangan naratif yang menyatakan bahwa penghargaan terhadap dukungan materiil lebih diutamakan dibandingkan dukungan moril. Namun, Seminari Tinggi OMI Yogyakarta menunjukkan bahwa penghargaan terhadap kedua bentuk dukungan ini sama pentingnya. Meskipun dukungan materiil sangat vital dalam membiayai operasional seminari, dukungan moril seperti doa, semangat, dan nasehat juga memiliki nilai yang tak ternilai. Dukungan moril memberikan kekuatan spiritual dan mental bagi calon imam selama masa formasi mereka, membantu mereka menghadapi berbagai tantangan dengan keyakinan dan ketabahan.
Penghargaan yang diberikan kepada donatur dukungan moril dan materiil di Seminari Tinggi OMI Yogyakarta mencerminkan pengakuan atas pentingnya kedua bentuk dukungan tersebut dalam mendukung pembentukan calon imam. Dengan memberikan penghargaan yang seimbang, seminari menunjukkan bahwa mereka menghargai setiap bentuk dukungan yang diberikan oleh para donatur. Hal ini tidak hanya memperkuat hubungan antara seminari dengan para donatur, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung bagi calon imam dalam perjalanan formasi mereka.
Dengan demikian, Seminari Tinggi OMI Yogyakarta memberikan contoh bahwa penghargaan terhadap dukungan moril dan materiil harus seimbang dan sama-sama dihargai. Dukungan moril tidak boleh dianggap remeh, karena memiliki dampak yang besar dalam membentuk karakter dan spiritualitas calon imam. Dengan memperlakukan kedua bentuk dukungan ini dengan nilai yang sama, seminari dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi calon imam dalam perjalanan mereka menuju imamat yang berkualitas.
Dalam kesimpulan, penghargaan kepada donatur dukungan moril dan materiil merupakan bagian tak terpisahkan dalam menjaga hubungan yang harmonis antara Seminari Tinggi OMI Yogyakarta dengan para donatur. Penghargaan tersebut harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan rasa syukur atas dukungan yang telah diberikan oleh para donatur, baik dalam bentuk dukungan moril maupun materiil. Dengan demikian, seminari dapat terus berfungsi sebagai lembaga pendidikan Katolik yang berkualitas dan mampu melahirkan imam yang tangguh dan berdedikasi.
Fr. Kristian Delima Ajun OMI