oleh: Fr. Henrikus Prasojo, OMI
"...kita harus membantu mereka untuk menemukan panggilan dan menemani mereka dalam peziarahan rohani mereka....membantu mereka untuk mengenali apa yang Tuhan harapkan dari mereka dan rahmat istimewa yang Ia tawarkan dalam Gereja-Nya." (Konst. OMI 53)
Minggu 9 Januari 2022 adalah Pesta Pembaptisan Tuhan. Romo Widi bersama Fr. Pras, Fr. Paiman dan Fr. Yere berkunjung ke keluarga para anggota Samuel-Eli (simpatisan OMI) yang berada di Wonosari Jawa Tengah. Mereka adalah siswa-siswa SMP Kelas 9 yang sedang menyelesaikan pendidikan mereka dan tertarik untuk melanjutkan pendidikan di Seminari Menengah OMI Cilacap. Pada kesempatan ini, kami berjumpa dengan orangtua dan keluarga dari para simpatisan.
Selain membangun keakraban dengan pihak keluarga para simpatisan, kunjungan kekeluargaan ini sekaligus memberikan aneka penjelasan kepada keluarga tentang serba-serbi hidup di seminari. Pertanyaan-pertanyaan yang selama ini dipendam saja dalam pemikiran orangtua dapat dijawab langsung oleh Romo dan para Frater yang datang berkunjung. Tentu saja bukan hanya tentang hal-hal yang sifatnya teknis praktis tentang biaya dan lama pendidikan serta program apa yang ditawarkan, tetapi juga disposisi batin para orangtua terhadap anaknya yang tertarik untuk menjadi Imam atau Bruder. Kekhawatiran-kekhawatiran yang ada seperti kebosanan, pola pendidikan yang sulit, tantangan-tantangan besar yana mungkin dihadapi selama di seminari juga menjadi nuansa pertanyaan keluarga kepada kami.
Ada istilah kuno latin yang berbunyi, nemo dat quod non habet yang artinya “Seseorang tidak akan bisa memberi sesuatu yang tidak dimiliki”. Aneka pengetahuan dan juga informasi tentang seminari dan hidup membiara tidak mungkin diketahui secara detail oleh orang-orang yang tidak menjalaninya. Itulah arti kehadiran kami di tengah kunjungan ini, yaitu membagikan kepada umat, khususnya kepada pihak keluarga, hal-hal yang mungkin selama ini tidak bisa diketahui hanya dari media sosial maupun media informasi lainnya tentang hidup membiara. Kesaksian dan pengalaman hidup otentik para Romo dan para Frater menjadi informasi asli dan orisinil yang lebih lengkap ketimbang yang disediakan oleh internet.
Bagi para Frater, pengalaman hari ini juga menjadi kesempatan untuk belajar membagikan penghayatan hidup nyata sehari-hari di tengah umat. Para Frater juga belajar untuk bertanggungjawab atas masa depan Gereja yang selalu membutuhkan kehadiran calon-calon gembala, baik Imam maupun Bruder dengan cara mempromosikan panggilan hidup membiara lewat kesaksian hidup nyata. Semoga setiap tahun Tuhan selalu berkenan mengirimkan pekerja-pekerja baru ke tuaian-Nya.