"Para Oblat, imam dan bruder, memiliki tanggungjawab bersama dalam karya pewartaan Injil..."
Konstitusi OMI no. 7
Seringkali kita mendengar, apa itu Bruder? Kok berhenti di Bruder, kenapa gak sekalian menjadi Imam? Emangnya apa sih perbedaan antara Imam dengan Bruder? Pertanyaan-pertanyaan ini sering saya dengar saat perjumpaan dengan umat. Maka, pada kali ini saya akan membagikan tentang, apa itu Bruder dan kekhasannya.
Bruder adalah sebutan/istilah yang secara tradisional diberikan kepada kaum religius laki-laki (dokumen Identitas Bruder Religius). Bagi saya, Bruder adalah saudara. Hal ini didasarkan pada Injil Matius 23:8 “Dan kamu semua adalah saudara”. Memang, seorang Bruder seharusnya bisa menjadi saudara bagi orang lain, dalam setiap perjumpaan dengan orang maupun perjumpaan dalam karya yang dipercayakan. Panggilan dasar seorang Bruder adalah menjadi saudara bagi yang lain.
Lantas perbedaan Bruder dengan Imam itu apa? Dalam Kongregasi OMI (Oblat Maria Immakulata) Imam dan Bruder pada hakekatnya adalah sama, yakni sama-sama berkaul, sama-sama misionaris yang diutus untuk mewartakan Injil. Yang membedakan keduanya hanyalah bidang tugasnya dalam mewartakan Injil. Imam berkarya khususnya di bidang sakramental liturgis, sedangkan para bruder di bidang non sakramental -dalam hal ini berupa karya kategorial- seperti: pendidikan, kesehatan, pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Sekali lagi, meskipun berlainan bidang tugasnya, namun perutusannya sama yakni mewartakan Kabar Sukacita kepada orang lain.
Untuk mendukung pelaksanaan tugasnya mewartakan Injil, seorang calon Imam harus studi filsafat dan teologi; sementara seorang Bruder dibekali dengan kuliah/kursus ilmu lainnya sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan minat pribadinya.
Dalam Kongregasi OMI, Imam dan Bruder seumpama burung yang mempunyai dua sayap, yakni sayap kiri (Bruder) dan sayap kanan (Imam). Maka Imam dan Bruder adalah saling melengkapi dan saling bekerja sama, untuk mencapai suatu visi dan tujuan yang sama yakni agar kaum miskin menerima Kabar Sukacita Allah, lewat pewartaan dan kesaksian para Imam dan Bruder.
Ayo rekan-rekan muda, dengarkan suara panggilan Tuhan. Masuklah dalam hatimu dan dalam keheningan bertanyalah kepada Tuhan apa yang Ia kehendaki darimu. Jangan takut menjadi seorang Bruder, karena Bruder dan Imam adalah sama-sama mulia. Dalam keduanya, hidup kita menjadi bermakna karena diberikan untuk sesama. Karena kita adalah Misionaris Oblat Maria Immakulata. “Menjadi Bruder Oblat, Siapa takut?”
Br. Julianus RIZKI Widitomo, OMI