oleh: Tim Komsos OMI Indonesia
“…Mereka harus meninggalkan diri sepenuhnya dan mengarahkan pandangan hanya demi kemuliaan Allah, kebaikan Gereja, serta pertumbuhan dan keselamatan jiwa-jiwa. Mereka harus tiada henti memperbarui diri seturut semangat panggilan mereka…”
(St. Eugenius de Mazenod, 1825)
Itulah semangat yang dihidupi oleh Rm. Yohanes Damianus, OMI dan banyak Oblat lain yang tersebar di seluruh dunia. Semangat ini pula yang terus coba digemakan dalam hati para Oblat muda yang masih dalam masa pendidikan. Menjadi orang-orang suci! Kesucian seorang Oblat dihidupi dalam pemberian diri yang total demi pelayanan kepada umat, khususnya kepada yang miskin dan terabaikan. Sebagaimana motto mereka “Melayani yang Tak Terlayani”. Menjadi suci berarti keluar dari zona nyaman pribadi untuk menjangkau sesama sebagaimana teladan Tuhan Yesus: mendengarkan, melayani, hadir bersama, meneguhkan, menyembuhkan, mengampuni kesalahan dan dosa.
Selama masa Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Rm. Damianus melayani umat di stasi Pengga Putih, Paroki Dangkan Silat, Keuskupan Sintang. Tempat itu amat sangat jauh bila diukur dari tempat tugas Rm. Damianus saat ini yaitu di Kaliori, Banyumas, Jawa Tengah. Ribuan kilometer!! Mesti berganti-ganti jenis kendaraan untuk mencapai stasi tersebut: pesawat, bis umum, motor, jalan kaki sambil menuntun motornya, dll.
Meskipun kondisi jalan ke stasi Pengga Putih tidak baik, apalagi di musim penghujan saat ini, terjal dan licin, namun sama sekali tidak mengurangi tekadnya untuk menjumpai umat. Wajahnya tetap terlihat gembira dan sukacita. Para Oblat biasa menjalin relasi akrab dan dekat dengan umat. Demikianlah pada saat turney Natal itu, Rm. Damianus ditemani oleh sejumlah umat, para misionaris awam yang tangguh. Mereka mengambil bagian dalam semangat misioner para Oblat. Peluh dan keringat, jauh dan sulitnya perjalanan, rasa lelah dan penatnya perjalanan seolah-olah hilang dalam sekejab saat berjumpa dengan umat Stasi Pengga Putih.
“Mereka semua ini para malaikat”, kata Rm. Damianus saat membahasakan siapa umat stasi yang ia kunjungi. Mata kontemplatif seorang misionaris akan selalu menemukan kehadiran dan penyertaan kasih Tuhan dalam perjalanan hidupnya. Mata rohani seperti ini sangat kita perlukan di zaman modern ini, saat di mana orang cenderung melihat hanya yang tampak saja dan kurang menggali nilai dari peristiwa-peristiwa.
Sekali lagi, SELAMAT NATAL dan TAHUN BARU bagi kita semua. Mari kita terus menyambut Tuhan yang hadir dalam peristiwa-peristiwa hidup sehari-hari. Semoga damaiNya senantiasa beserta kita. Amin.