Beatifikasi adalah pernyataan Gereja bahwa “layak dipercaya” bahwa orang tersebut berada di surga. Langkah ini berbeda, tergantung pada apakah penyebabnya adalah kemartiran (disebabkan oleh Kemartiran) atau kehormatan (disebabkan oleh kebajikan kepahlawanan). Para martir tidak dinyatakan Yang mulia (venerabilis). Untuk seorang martir, Paus harus membuat pernyataan kemartiran, menyatakan bahwa calon orang kudus memberikan hidupnya secara sukarela sebagai saksi iman. Dalam hal ini mukjizat tidak diperlukan untuk proses beatifikasi.
Bagi Yang Mulia (venerabilis), harus ada bukti mukjizat yang telah terjadi melalui perantaraan doanya. Ini menjadi bukti bahwa Tuhan telah menunjukkan tanda bahwa orang tersebut sedang menikmati Penglihatan Bahagia dengan melakukan mukjizat sebagai jawaban atas doa-doa Sang Terrberkati. Saat ini, mukjizat-mukjizat ini hampir selalu merupakan penyembuhan ajaib karena ini adalah yang paling mudah dibuat berdasarkan persyaratan Gereja Katolik untuk sebuah “mukjizat.” Pengertian kesembuhan ajaib adalah: pasien sakit, penyakitnya tidak diketahui obatnya, doa ditujukan kepada Yang Mulia(venerabilis), pasien sembuh, penyembuhannya spontan, seketika, lengkap dan abadi, dan dokter tidak dapat menjelaskan secara ilmiah dengan penjelasan secara alami. Untuk membuktikan mukjizat, penyelidikan kanonik keuskupan lain harus dilakukan. Otoritas keuskupan tempat terjadinya mukjizat akan menanyai orang yang mengalami mukjizat, saksi-saksi lain yang mungkin, dan para dokter. Penyelidikan berfokus pada kredibilitas, bukti medis atau teknis, dan keaslian doa permohonannya.
Jika penyelidikan keuskupan ditutup dengan hasil positif, Kongregasi Penggelaran Kudus di Roma akan mengadakan penyelidikan lain, yang melibatkan tim ahli medis, ke dalam kasus tersebut. Bukti keajaiban bisa memakan waktu cukup lama. Penyembuhan ajaib dari beberapa jenis kanker, misalnya, akan membutuhkan masa tunggu sepuluh tahun untuk melihat apakah orang tersebut benar-benar sembuh. Dengan perayaan liturgi Beatifikasi, martir atau yang dimuliakan diberi gelar baru "Berbahagialah (Beato)". Sebuah hari raya dengan teks-teks liturgi yang tepat ditetapkan, tetapi pelaksanaannya biasanya terbatas pada keuskupan asal Sang Terberkati, ke lokasi-lokasi tertentu yang berhubungan dengannya, dan, tentu saja, ke gereja-gereja atau rumah-rumah keluarga religius Sang Terberkati, dalam kasus kita, para Oblat Misionaris Maria Tak Bernoda.